Pengalaman Bercinta Dengan Pacarku Sebelum Akhirnya Menikah

Pengalaman Bercinta Dengan Pacarku Sebelum Akhirnya Menikah


Cerita Sex | Cerita Dewasa | Cerita Hot | Cerita Mesum | 18+ | Orgasme |

Cerita Sex-Panggil saja gua Radit (nama samaran), umur gua saat ini 24 tahun. Sekarang gua sudah menikah dan sudah di karunia seorang anak laki-laki. Istriku bernama Sari dan usianya 4 tahun lebih kecil dariku, Sari bekerja sebagai suster di salah satu rumah sakit di Kota Surabaya.
Ini merupakan kisah nyata yang terjadi 2 tahun lalu antara kami berdua sebelum menikah dan menjadi rahasia kami hingga saat ini. 
Di hari itu, Kami melakukan hubungan sex untuk pertama kalinya dan untuk pertama kalinya kami merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Awalnya, Sabtu itu Aku malas ke kantor sehingga tidak masuk kerja dengan alasan sedang sakit. Saat itu, hanya aku sendiri di rumah karena orangtuaku lagi ke resepsi pernikahan teman dekat mereka.
Merasa bosan dirumah, Aku pun menelpon pacarku Sari (dulu masih pacaran) yang masih berumur 18 tahun. Kebetulan, Sari baru pulang sekolah dan ingin ke rumah untuk pinjam komputer buat ngerjain tugas sekolahnya. Jarak rumahku dan Sari tidak jauh, hanya berjarak beberapa gang saja. 
"Mau Mas jemput gak?" ucapku.
"Eggak usah naik becak saja, Mas kan lagi sakit" jawab Sari.
"Ya udah, Mas tunggu ya.." ucapku sekaligus mengakhiri telepon.

Tidak lama kemudian, Sari sudah di depan pintu dengan mengenakan seragam sekolahnya. Sinar matahari siang membuat Sari terlihat cantik dan kulitnya yang putih semakin bersinar. Sebelum mengerjakan tugas sekolahnya, kami ngobrol-ngobrol sebentar di ruang tamu.
Beberapa menit berlalu, Aku pun menyuruh Sari untuk ke kamarku yang berada di lantai atas untuk mengerjakan tugasny karena komputernya ada di sana. Hari itu Aku menemani Sari untuk mngerjakan tugas sekolahnya karena dia tidak begitu pintar menggunakan komputer.
Semula, Aku hanya ingin menemaninya saja tetapi kami yang duduk bersebelahan didalam kamar membuat pikiranku berpikir yang tidak-tidak. Situasi di rumahku yang sepi membuat setan mesum mulai merasuki otakku dan memungkinkan untuk berbuat yang aneh-aneh terhadap Sari.
Tanganku pun mulai menyentuh beberapa bagian tubuhnya, Sari yang diam saja dengan apa yang kulakukan membuatku semakin penasaran. Dengan perlahan, aku mulai memeluknya dan menciumi lehernya yang jenjang.
Lama-kelamaan, tanganku mulai turun kebagian dadanya dan kuremas-remas hingga Sari sedikit mendesah "mmhh.."
Mendengar desahannya, pikiranku mulai mesum dan jantungku berdegup kencang karena selama ini kami hanya berpelukan dan ciuman saja.
Tiba-tiba saja tangan Sari memegang tanganku yang sedang meremas dadanya itu, Sontak saja aku terkejut karena berpikir dirinya akan marah dengan perlakuanku dan akan menamparku.
Namun, ternyata tidak.. Sari kini justru membuka kancing baju sekolahnya dan meletakkan tanganku  kedalam bajunya itu. Tanganku pun semakin liar meremas dadanya yang terasa semakin kencang dan bibirku masih melumat bagian lehernya.
Setelah beberapa menit, tiba-tiba saja Sari berdiri dan terlihat kancing bajunya sudah hampir lepas semua serta BH-nya juga sudah bergeser. Melihat semua itu, otakku sudah benar-benar kacau hingga langsungmemeluk dan melumat bibirnya.
Sari juga membalas ciumanku hingga membuatku semakin bernafsu, ciumanku mulai turun ke bagian dadanya dan Kulumat puting susunya yang berwarna pink. Sesekali, Kulihat wajah Sari mulai merasakan kenikmatan.
Masih terus menciuminya, tanganku dengan cepat melepaskan baju dan BH-nya hingga dirinya sudah setengah telanjang. Kemudian, aku mengangkat Sari ke atas ranjangku dan melepaskan baju yang kupakai. 
Mataku melihat pemandangan yang sangat indah, terlihat tubuh Sari yang putih mulus dan payudaranya yang sangat menantang, ditambah rok sekolah yang dipakainya sudah tersingkap ke atas hingga terlihat pahanya yang juga putih mulus. 
Jujur saja, ini pertama kalinya aku melihat langsung payudara wanita tanpa tertutup oleh BH. Tanpa menunggu lagi, Kami bergumul dan saling berciuman dengan sedikit liar dan tubuh kami saling bersentuhan tanpa ada sehelai kain pun.
Ternyata kehangatan dan keharuman tubuh wanita sangat nikmat, kulumat putingnya terus dan sesekali kumainkan lidahku.
"Gigit aja Mass.." ucap Sari dengan suara yang pelan. 
"Nanti kamu kesakitan Sar" ucapku.
"Enggak koq" jawab Sari lagi.

Mendapat persetujuannya, aku pun menggigit putingnya hingga Sari menjerit kecil "AAhh...!!"
Nafsuku pun semakin tidak tertahankan, kontolku yang sudah mengeras dari tadi sudah ingin dikeluarkan hingga otakku yang mesum berpikir untuk bercinta dengan Sari.
"Kita main yuk.." kubisik di telinga Sari. 
"Sari takut Mas" jawabnya dengan suara pelan.
"Enggak apa-apa, Mas kan sayang sama Sari" rayuku.
"Nanti kalau hamil gimana Mas?" tanya Sari
"Nanti Mas keluarin diluar" Jawabku meyakinkannya.
"Hmmm..Tapi pelan-pelan ya Mas, Sari takut" pintanya.

Nafsu birahi yang ada di otakku saat itu membuatku tidak berpikir jernih lagi, hanya memikirkan bagaimana caranya bisa bersetubuh dengan Sari saja. Untungnya Sari menerima ajakanku untuk bercinta, kalau tidak mungkin aku sudah di tuduh memperkosa anak orang.
Untuk memastikan rumahku aman, aku meninggalkan Sari di kamarku sebentar untuk mengecek semua pintu rumah sudah ku kunci agar tidak ada yang menganggu momen ini. Dari ruang tamu aku melihat sebentar kondisi sekeliling rumahku yang ternyata cukup sepi "Aman nech.." pikirku.
Kemudian, aku kembali naik kelantai atas menuju ke kamarku. "Sari.." ucapku dengan mata yang terbelalak dan jantungku yang berdegup kencang. Betapa terkejutnya aku, melihat pemandangan yang sungguh luar biasa indahnya. 
Saat itu, Sari sudah melepas rok dan celana dalamnya. Dirinya berbaring telentang di ranjangku dalam keadaan sudah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. 
"Kok lama kali, Mas kemana aja?" tanya Sari dengan tatapan yang menggoda.
Aku terbengog sebentar, tetapi tanpa membuang waktu lagi aku langsung membuka celanaku beserta celana dalamnya. Kini kami sudah benar-benar telanjang bulat, Tanpa pikir panjang langsung kutindih Sari.
"Ayo Mas masukin" ucap Sari lirih. 
"Iya sayang" jawabku.

Dengan perlahan kucoba masukkan kontolku ke dalam vaginanya meski awalnya sulit. Karena ini pertama kalinya untukku, Aku belum tahu dengan tepat dimana posisi vaginanya. Sari pun tersenyum, kemudian tangannya meraih kontolku dan membantu mengarahkannya ke vaginanya yang sudha basah itu.
Perlahan tapi pasti, kontolku mulai masuk menghujam vagina Sari yang terasa masih sempit, lembut, basah dan juga hangat di dalam sana. Perlahan kugoyang-goyangkan pinggulku maju mundur sambil kupandangi wajah Sari. Dririnya terlihat memejamkan mata sambil menggigit bibirnya, mungkin kesakitan karena ini pertama kalinya juga bagi dirinya.
"Aawwhhh..!" jerit Sari tiba-tiba yang juga membuatku terkejut.
"Kenapa? Sakit ya?" tanyaku.
"Iya Mas, tapi gak apa-apa kok" jawabnya.

Aku pun mencabut kontolku dari vaginanya sebentar dan Kulihat vagina Sari ada sedikit bercak darah "Keperawanannya baru saja pecah" pikirku.
"Ayo Mas.. terusin lagi" ucapnya manja.
"I..i...iyaa..." ucapku dengan sedikit gugup dan tersadar aku memerawani pacarku.

"Tapi Sudahlah, Nasi sudah menjadi bubur. Sudah terlanjur enak juga, lanjutkan saja... Hajar trusss..." pikirku.
Kutindih lagi tubuh Sari dan kumasukkan lagi kontolku ke dalam vaginanya. Kali ini aku menggenjot lebih keras dari sebelumnya, Ranjangku yang terbuat dari kayu sampai berderik-derik seperti mau ambruk. Sari juga memeluk tubuhku dengan erat, Sementara bibirku dan tanganku terus bergerilya ke sekujur tubuhnya. Lehernya yang putih itu semakin berwarna kemerah-merahan karena kugigiti.
Udara siang hari yang cukup terik itu membuat tubuh kami berdua bermandi keringat. Beberapa menit berlalu, rasanya semakin nikmat saja dan ditambah desahan dari mulut Sari yang membuatku semakin terangsang. 
"Oouugghhh..." rintih Sari dengan tubuh yang menggelinjing.
Ternyata, Sari sudah mencapai puncaknya. Di saat yang hampir bersamaan aku pun merasakan kenikmatan yang semakin luar biasa pada kontolku. Spermaku sudah hampir keluar, makanya aku ingin mencabut kontolku tetapi Sari memeluk erat pinggangku dan menarik pantatku. 
"Sari.." ucap dengan dengan suara yang sedikit panik.
"Biarin Mas, Jangan dicabut" ucapnya.
"Nanti kamu hamil…" ucapku lagi dengan lembut.
"Pokoknya biarin Mas, Tiara gak peduli.. Ayo terusin lagi Mas" ucapnya dengan memaksa.

Mau tak mau aku pun menyerah karena sudah kepalang tanggung juga, Aku pun kembali menggoyang pantatku. Kali ini lebih cepat dan lebih keras, sampai membuatnya menjerit-kecil. Semakin lama, aku merasakan kenikmatan yang semakin nikmat hingga tubuhku meregang dan "Arrgghhh….Crottt...Crotttt..." 
Kontolku memuntahkan sperma di dalam vagina Sari, Rasanya itu adalah detik2 paling nikmat selama hidupku hingga aku terkulai lemas.
Sari langsung menuju ke kamar mandi yang tidak jauh dari kamarku, Dia langsung membersihkan spermaku yang masih lengket di vaginanya dan Jam sudah menunjukkan pukul setengah satu.
Kedua orangtuaku akan segera pulang, Kami langsung bergegas merapikan diri dan berpakaian lagi. Setelah itu, kami hanya duduk saling berpandangan dengan perasaan Bingung, takut, menyesal, campur aduk jadi satu. Kami tidak percaya baru saja melakukan hubungan layaknya suami istri yang seharusnya tidak boleh kami lakukan.
Sejak hari itu, ada beban dalam diriku yang dihantui perasaan takut kalau Sari hamil. Saat itu, Sari masih sekolah dan aku gaji kerjaku masih pas-pasan tidak akan cukup untuk menghidupi kami berdua kalau kami harus menikah.
Namun, beban pikiranku itu langsung pergi jauh setelah Sari menelponku dan menyampaikan kalau dia baru saja menstruasi.
Bukannya tobat, kami berdua semakin ketagihan dan merindukan aroma tubuh masing-masing. Sejak hari itu, hubungan kami semakin intim hingga setiap ada kesempatan kami melakukannya lagi. 
Namun, aku tidak lagi muncrat di dalam karena takut Sari hamil. Lagian waktu itu masih malu kalau harus beli kondom ke apotik.
Sekarang tiap kali kerumahku, kami langsung masuk kamar dan ML setiap ada kesempatan. Selain itu, aku juga memintanya untuk memakai rok setiap kali kami kencan. 
Tujuannya agar gampang untuk berbuat nakal, karena kalau ada kesempatan tinggal singkap roknya dan lepas celana dalamnya aja.  Selain itu, kalau mau nonton di Studio 21, kami sengaja mencari film yang sepi penonton dan mencari kursi yang agak pojok agar kami bisa memainkan alat kelamin lawan main.
Itulah awal dari petualangan seks kami berdua, Entah sudah berapa kali kami berhubungan Sex sebelum kami akhirnya menikah. Tetapi satu hal yang perlu diketahui, meski sudah sering menikmati tubuh Sari tapi tidak pernah sekalipun terlintas di pikiranku untuk meninggalkannya karena aku sangat mencintainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar