Bertubuh Montok, Kakak Iparku Bikin Aku Tidak Tahan

Bertubuh Montok, Kakak Iparku Bikin Aku Tidak Tahan

CeritaDewasa-CeritaSeks-Bokep-Ngentot-18Tahunkeatas-Bahenol-Birahi-Orgasme
Aku punya seorang kakak ipar bernama Lenny dan berusia 36 tahun, Wina lebih tua 5 tahun dari istriku. sehingga Aku memanggilnya Mbak Lenny. Berbeda dengan istriku yang terlihat kurus, Mbak Lenny memiliki body yang montok dengan dada dan pantat besar tetapi Mbak Lenny sudah menikah dan memiliki 2 orang putra. 
Rumah Mbak Lenny saat ini tidak terlalu jauh dengan rumahku sehingga Aku dan juga istriku sering berkunjung dan begitu juga sebaliknya. Kalau Aku pribadi, lebih suka berkunjung ke rumahnya karena biasanya Mbak Lenny suka pakai pakaian rumah yang santai dan lebih terbuka.
Saat Aku berkunjung pagi kemarin, Mbak Lenny yang baru saja bangun tidur hanya mengenakan daster tipis yang tembus pandang hingga memperlihatkan buah dadanya yang besar dan tanpa bra. Mbak Lenny juga pernah dengan santainya keluar kamar mandi hanya mengenakan handuk, bahkan handuk yang menutupi tubuhnya itu melorot hingga terlihat semua body montoknya itu. Sayangnya, saat kejadiaan itu terjadi ada istriku disamping sehingga aku pura-pura buang muka.
Suatu hari, istriku tiba-tiba memintaku untuk mengantarkan makanan yang dibuatnya untuk kedua ponakannya. Tanpa pikir panjang lagi, Aku dengan semangat langsung saja segera melajukan mobilku ke rumah Mbak Lenny yang sedang berada sendiri dirumah karena suaminya yang sedang bekerja. 
Sesampainya dirumah Mbak Lenny, semuanya masih tidur sehingga pembantu yang membukakan pintu. Setelah membukakn pintu, pembantu Mbak Lenny kembali naik ke kamarnya yang berada di lantai dua. Aku yang saat itu berada diruang tamu sendirian pun menuju ke kamar Mbak Lenny dan membuka pintu kamarnya. dSeperti yang sudah Aku pikirkan, Mbak Lenny tidur hanya dengan memakai daster tipis yang bagian bawahnya sudah tersingkap hingga paha dan celana dalam warna hitamnya terlihat. 
Melihat pemandangan itu, Aku menelan ludah dan langsung melihat paha montok Mbak Lenny yang putih mulus itu. CD hitam yang dipakai oleh Mbak Lenny sangat kontras dengan kulit putihnya yang mulus itu.
Hari itu, Aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk bisa menikmati setiap lekuk tubuh montok kakak ipar ku. Setelah puas dengan apa yang Aku lihat dikamar, Aku menuju meja makan di mana kulihat dua gelas teh manis yang sudah terhidang, satunya untukku dan satunya lagi pasti untuk Mbak Lenny.
Dengan penuh semangat, Aku meneteskan cairan perangsang yang sudah kupersiapkan ke dalam teh Mbak Lenny dan berharap dirinya akan dipenuhi birahi sehingga tidak bisa menolak saat aku menyentuk tubuhnya yang montok itu.
Rencana yang sudah kupersiapkan itu berjalan lancar pagi itu karena Mbak Lenny bangun beberapa saat kemudian. Dengan santainya, Mbak Lenny berjalan keluar kamar dengan daster minim yang dikenakannya hingga membuatku semakin tidak tahan lagi melihat tubuhnya itu. 
“Eh, ada Feri, udah lama datangnya?”, ucapnya dengan suaranya yang terdengar sangat seksi bagiku, seseksi tubuhnya yang montok. 
“Barusan kok mbak, antar makanan buatan Rini untuk anak-anak”, jawabku sambil mataku melihat dada besarnya yang saat itu tidak memakai bra.
Seperti biasanya, Mbak Lenny sangat cuek sehingga tidak memperdulikan mataku yang nakal karena terus memandangi dadanya yang menggelantung di balik daster minimnya. Dengan gayanya yang santai dan cuek, Mbak Lenny menuju meja makan dan menghirup teh yang sudah kuberikan cairan perangsang tadi. Dalam waktu 5 sampai 10 menit ke depan, hormon progesteron Mbak Lenny akan meningkat dan terbakar nafsu birahi.
Setelah meminum tehnya, Mbak Lenny masuk ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, pipis dan juga membersihkan diri. Setelah Keluar dari kamar mandi, wajah Mbak Lenny memang terlihat lebih segar dan masih tetap mengenakan dasternya yang minim itu. 
Kemudian, Mbak Lenny pun memanggil pembantunya yang sedang berada di lantai dua tadi untuk berbelanja ke pasar. Dalam hatiku, Aku sangat senag karena semua rencanaku berjalan dengan sempurna.
Beberapa waktu kemudian, Mbak Lenny kembali ke kamarnya. Pasti Mbak Lenny mau ganti baju pikirku sehingga dengan perlahan aku mengikutinya dari belakang. Seperti dugaanku, Mbak Lenny tidak menutup pintu kamarnya dengan baik sehingga Aku bisa melihat ke dalam. Aku sendiri tidak tahu, apakah Mbak Lenny begitu cuek atau memang sengaja memberikanku kesempatan untuk mengintip dirinya yang mau berganti pakaian.
Saat itu, Kontolku semakin mengeras melihat Mbak Lenny yang sudah menanggalkan dasternya dan ternyata obat perangsang yang kumasukkan kedalam teh tadi sudah mulai bekerja. Mbak Lenny terlihat gelisah lalu mengusap-usap selangkangannya menggunakan kedua tangannya.
Hari itu Aku sangat beruntung sekali, Mbak Lenny benar-benar terangsang hebat sampai terburu-buru melepaskan CD hitam yang dikenakannya. Mbak Lenny sudah dalam keadaan bugil di dalam kamarnya dan masih terus mengusap-usap bagian daerah kewanitaanya dengan tangan. 
Dalam hatiku, Aku tidak akan membiarkan Mbak Lenny masturbasi dan dengan penuh semangat serta percaya diri Aku membuka celanaku dan membiarkan Kontolku yang sudah naik dari tadi untuk bebas. Langsung saja Aku memberanikan diriku untuk membuka pintu kamar Mbak Lenny.
“Feri… kamu…”, Mbak Lenny langsung menjerit saat melihat diriku masuk ke dalam kamarnya karena dirinya sedang bugil saat itu dan lebih kagetnya lagi saat melihatku sudah tidak mengenakan celana dan mengarahkan kontolku ke arahnya.
“Daripada pakai tangan, pakai ini saja Mbak…”, ucapku seraya memegang kontolku.
“Gila kamu, jangan kurang ajar ya Feri..”, jawabnya saat aku mendekati tubuh bugilnya.
Mbak Lenny langsung menampik tanganku yang ingin menjamahnya saat itu tetapi nafsu birahi yang membakar otaknya membuatnya tidak memiliki cukup tenaga untuk menolak lebih lanjut sentuhanku itu. Aku sangat yakin kalau birahinya sudah naik dan mau melakukan sex denganku. 
Saat tanganku berhasil meraih dadanya itu dan meremasnya dengan kuat, Mbak Lenny hanya bilang “Gila kamu!”, tapi tidak sedikitpun Mbak Lenny menjauhkan tanganku untuk meremas-remas dadanya dan memilin puting susunya.
Aku merasa berada di atas angin, Mbak Lenny hanya bersumpah serapah tetapi tubuhnya pasrah. Setiap sentuhan dan remasan tanganku di tubuhnya hanya direspon oleh Mbak Lenny dengan kata 'kurang ajar' dan 'gila kamu'. 
Meski demikian, MBak Lenny menikmatinya dan dengan malu-malu mulai memegang kontolku.
“Besar banget punya kamu Feri”, ucapnya.
“Udah pengen masuk ke dalam Mbak tuch…” jawabku.
”Gila kamu!” ucap Mbak Lenny sambil tersenyum manja
“Iya mbak, saya itu memang tergila-gila sama Mbak”, rayuku sambil terus memilin puting susunya yang sudah mengeras dari tadi.
Mbak Lenny semakin pasrah sehingga dengan sangat mudah aku bisa meraih daerah kewanitaanya yang berbulu tipis dan tanganku mulai bermain di daerah kewanitaanya yang ternyata sudah basah.
“Kayaknya udah basah dan minta nih Mbak”, ucapku.
“Gila kamu!”, jawab Mbak Lenny sambil kata gila yang entah sudah berapa kali kudengar dari tadi.
“Cepat nungging Mbak, Feri mau masukin dari belakang”, ucapku untuk melakukan gaya doggy style.
Masih dengan sumpah serapahnya, Mbak Lenny tetap menuruti kemauanku. Kini pantat bahenolnya itu sudah terpampang di hadapanku, pantat yang selama ini sangat ingin kusentuh itu akhirnya bisa kuraih dan kuremas-remas. Dengan perlahan, aku mulai memasukkan kontolku ke dalam daerah kewanitaan Mbak Lenny. Tidak sulit tentunya, maklum saja Mbak Lenny sudah punya dua anak dan saat itu juga sedang dalam keadaan sudah basah.

Blesssss.... Kontolku masuk kedalam dan Mbak Lenny mendesah dengan kuat. Mbak Lenny yang sudah terbakar birahi tentu saja orgasme terlebih dulu akibat kontolku yang keluar masuk dalam daerah kewanitaannya. Meskipun sudah orgasme terlebih dulu, birahi Mbak Lenny masih memuncak sehingga tetap meladeni permainanku sampai kami merasakan orgasme bersama-sama. Crottttt... Seprmaku keluar didalam daerah kewanitaan Mbak Lenny, Benar-benar nikmat sekali bisa bercinta dengan Mbak Lenny yang montok.
“Sembarangan kamu numpahin sperma di dalam ya Feri…”, jeritnya saat spermaku keluar.
“Habis vagina Mbak enak sich….”, jawabku kecil di telinganya.
Selesai orgasme bersama, kami berciuman layaknya sepasang kekasih.
“Kamu memang gila ya Feri, awas… jangan bilang siapa-siapa ya!”, ucap Mbak Lenny perlahan.
“Ya iyalah Mbak, masa mau cerita-cerita..”, candaku dan dirinya tertawa lepas.
“Kapan-kapan lagi ya Mbak…”, ucapku.
“Gila, kamu gila Feri…” jeritnya sambil berjalan menuju ke kamar mandinya.
Dari belakang, Aku masih terus memandang tubuh montok Mbak lenny dengan senyum puas karena akhirnya bisa menikmati tubuh montoknya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar