Tante Rasa Perawan, Bikin Tidak Tahan
CeritaDewasa-CeritaSeks-Bokep-Ngentot-18Tahunkeatas-Tante-RasaPerawan-Orgasme-Erotis
Beberapa bulan yg lalu, Aku sedang membantu temanku yang sedang melaksanakan persiapan pernikahannya di rumahnya. Dalam acara pernikahan pasti banyak orang yang turut membantu, baik dari keluarga, sahabat, sampai tetangga.
Dari sekian banyak orang, ada seorang wanita yang menarik perhatianku. Wanita yang berusia sekitar 30 tahunan ini memakai gaun pesta terusan seksi berwarna hitam dengan belahan rok yang tinggi hingga memperlihatkan pahanya yang mulus.
Saat dirinya berjalan, kulit mulus paha nya sekilas mengintip dan membangkitkan gairah siapapun yg melihatnya, terutama aku. Wajah wanita itu biasa saja tetapi kulitnya yang putih mulus membuat gairahku bangkit. Seandainya, aku bisa menyentuh kulit mulusnya itu aku akan melakukan apapun yang diminta.
Dalam acara itu, Aku berusaha mencari tahu siapa dirinya dan ternyata dia adalah adik mama temanku. Wanita itu bernama Santi dan sudah memiliki suami serta 2 orang putra tetapi suaminya tidak hadir karena sedang mengurus bisnisnya yang ada di luar kota. Aku terus meliriknya, terutama saat dia berjalan dan putih mulus pahanya yang membangkitkan gairahku.
Mataku yang terus meliriknya dalam acara itu ketahuan saat aku sedang melirik ke belahan dadanya yg sedikit telihat dari luar gaunnya. Sontak saja aku sangat malu dan takut diriinya marah lalu mengadukan perbuatanku itu pada keluarga sahabatku. Tetapi, ternyata dia tidak marah dan justru tersenyum saat mengetahui aku sedang mencuri pandang ke arah bagian tubuhnya.
Dalam hatiiku, Aku senang saat mengetahui Siska tidak marah karena kenakalan mataku ini. Mudah-mudahan ini menjadi pertanda baik bagiku untuk bisa berdekatan lalu berkenalan dengannya. Langsung saja, aku mencari kesempatan untuk bisa dekat dengannya saat itu tetapi keadaan yang serba sibuk membuatku tidak bisa mendekatinya.
Akhirnya, kesempatan emas itu tiba saat aku diminta tolong oleh mama sahabatku untuk mengambilkan pesanan kue di toko langganan mamanya bersama adiknya. Dengan menggunakan mobilnya, kami berdua berangkat.
Dalam perjalanan, Aku ingin memulai pembicaraan dengannya tetapi entah mengapa bibirku terasa kelu. Aku jadi serba salah karena selama di mobil pahanya yang putih bersih tersingkap sebagian karena bentuk belahan gaun dan posisi duduknya yang seakan2 sengaja membiarkan pahanya terbuka.
Sesekali, aku melirik ke arah pahanya dan adikku perlahan mulai bangkit. Suasana ini membuatku jadi salah tingkah, tetapi rupanya diam-diam Siska juga memperhatikan tingkah lakuku dan semakin menggoda diriku dengan gerakan kakinya yang membuat belahan gaunnya semakin lebar terbuka.
“Hayooo... tadi lihatin apa waktu di rumah?” ucap Siska memecahkan keheningan.
Aku yg mendapat pertanyaan itu sontan memerah, aku tersipu malu tetapi pura-pura tidak mengerti apa maksud dari pertanyaanya itu.
“Kamu enggak usah bohong dech sama mbak, mbak tau kok tadi kamu ngelirik ke arah mbak terus, emang ada yang aneh ya..?” lanjutnya.
“Emmm... nggak kok mbak, eh gimana ya mbak, aduh aku jadi nggak enak kalau mau terus terang ama mbak, takut mbak marah nanti” jawabku kikuk.
Sambil tertawa kecil, Siska terus mendesakku untuk mengatakannya. Akhirnya, dengan sedikit malu-malu aku berterus terang bahwa aku suka melihat pahanya yang putih mulus itu. Setelah mengatakan yang sebenarnya, Aku tambah gugup karena takut Siska akan marah mendengar jawabanku tadi. Namun, dirinya hanya tertawa dan mengatakan hal yang tidak diduga oleh diriku.l
“Emang kamu belum pernah megang paha cewek? Kalau kamu mau megang pahaku, pegang saja tetapi nggak boleh ngelantur megangnya ya..” ucap Siska sambil tersenyum.
“Beneran nich mbak? mbak enggak marah..” jawabku untuk memastikan ucapannya tadi.
Siska tidak menjawab pertanyaanku, tetapi tangannya langsung bergerak meraih tanganku dan meletakkannya pahanya. Aku yang mendapat perlakuan seperti itu sontak menjadi lebih berani dan membelai pahanya yang putih mulus. Kubelai-belai pahanya terus dan sesekali kuremas gemas.Dengan perlahan, tanganku menelusup ke balik gaunnya dan merayap naik ke arah selangkangannya.
Saat ujung jariku mulai menyentuh kain penutup bagian daerah kewanitaanya, Aku mendengar lenguhan tertahannya. Aku pun semakin bersemangat, perlahan kutelusupkan jariku ke pinggiran kain berendanya dan mulai memasuki celana dalamnya. Aku dapat merasakan bulu2 halus di sekitar daerah kewanitaannya.
Lama kelamaan, Aku menjadi semakin lupa diri dan jariku mulai menyentuh bibir daerah kewanitaannya yang sudah mulai basah. Tiba-tiba saja, Siska menahan tanganku lalu memberi isyarat untuk keluar. Ternyata kami telah tiba di tempat tujuan.
Setelah merapikan gaunnya yang sedikit berantakan karena kenakalan tanganku yang makin menjadi tadi, kami beranjak keluar dari mobil dan menuju ke toko kue langganan mama temanku dan mengambil kue pesanannya.
Dalam perjalanan pulang kembali ke rumah temanku, Aku masih ingin mengulang kembali usahaku tadi yang sempat terhenti tetapi dengan halus dirinya menolakku dan mengatakan nanti saja lain waktu. Dirinya akan mengajakku ke rumahnya untuk menuntaskan hasrat kami yang sempat tertunda hari ini.
Aku sangat senang mendengar ucapannya, lalu kucium pipinya dengan penuh gairah dan dirinya tertawa kecil mendapat perlakuanku itu. Selama perjalanan kami hanya berbicara seadanya tapi tanganku sesekali mengelus paha mulusnya lagi dan tangannya juga sempat beberapa kali meremas kontolku seakan sudah tidak sabar untuk mencobanya.
Didalam mobil, Siska mengaku sering merasa kesepian karena suaminya yang jarang berada di rumah. Suaminya seorang pebisnis sukses yang mempunyai beberapa anak perusahaan sehingga jarang di rumah dan lebih sering berada di luar kota untuk mengurus bisnisnya, ketimbang istrinya yang seksi ini. Kemudian, Kami saling bertukar nomor telepon danberjanji akan menghubungiku nanti jika saatnya sudah tepat.
Beberapa waktu setelah kejadian itu, Aku selalu teringat Siska dan berharap dia akan segera mengajakku main ke rumahnya lalu melakukan adegan intim dengannya. Aku tidak berani untuk menghubunginya terlebih dulu karena takut bila ada suaminya di rumahnya dan rencanaku bisa berantakan apabila ketahuan.
Akhirnya Sinta menghubungiku, saat itu aku baru mandi pagi dan sedang bersiap keluar mencari pekerjaan. Dia mengundangku untuk main ke rumahnya, saat itu anak-anaknya sedang sekolah dan pembantunya sedang pulang ke kampung kemarin untuk melihat anaknya yang sedang sakit.
Siska yang sedang sendirian di rumah pun mengajakku untuk main ke rumahnya dan memanfaatkan waktu yang ada untuk melanjutkan apa yang kami lakukan dulu. Bukan main senangnya hatiku menerima ajakannya, dengan bergegas aku berpamitan sama orang tuaku dengan mengatakan pergi melamar kerja seperti biasanya.
Singkat cerita, sampailah aku di sebuah komplek perumahan elit yang sudah diberikan oleh Siska. Sesampainya di sana, Aku melihat jam tanganku sebentar yang menunjukkan jam 9 kurang yang berarti masih ada waktu beberapa jam sebelum kedua putranya pulang dari sekolah.
Langsung saja kupencet bel rumahnya, tidak lama kemudian dari rumah itu terdengar sebuah suara yang kukenal tetapi sosoknya tidak keluar rumah. Dirinya menyuruhku untuk langsung masuk dan mengunci kembali pagar depan rumahnya. Setelah mengunci pagar rumahnya, Aku pun langsung bergegas masuk ke dalam rumahnya ternyata Siska hanya memakai gaun tidur yang sangat merangsang.
Warnanya hitam dan ukurannya sangat pendek hingga pahanya yang putih mulus itu dapat terlihat jelas olehku, tetapi yang paling membuatku bernafsu saat mengetahui dirinya tidak mengenakan apa-apa lagi di balik gaunnya. Itulah sebabnya kenapa dirinya tidak membukakan pagar rumah dan hanya berteriak untuk menyuruhku masuk. Dalam batinku, ternyata Siska sudah merencanakan dan mempersiapkan semuanya hari ini.
Tanpa basa-basi lagi, Kami saling merangkul dan berciuman dengan sangat mengebu-gebu. Lidah kami saling berbelit di dalam rongga mulut kami dan begitu bernafsu. Tangan Siska dengan erat merangkul pinggangku dan tangan kananku mengelus punggungnya serta tangan kiriku meremas bokongnya dengan gemas.
Sekitar hampir lima menit kami terus sampai dirinya tiba-tiba melepaskan bibirnya dari bibirku dan menyeretku menuju kamarnya yang berada di tengah. Setelah menutup dan mengunci pintu kamar, dengan nafas memburu dia mulai melepas bajuku satu persatu sampai tidak ada sehelaipun lagi yang menempel di badanku. Tidak mau kalah, Aku juga melepaskan gaun tidurnya hingga badan kami berdua sama-sama polos tanpa sehelai benangpun yang menempel lagi di tubuh kami.
“Wow gede banget kontolmu, mbak jadi pengen cepat ngerasain kontolmu ini..” ucapnya sambil memegang kontolku dan dengan cepat dia menjilatinya. Aku hanya mendesah lirih saat bibir dan lidahnya bermain di kontolku, rasanya sangat nikmat saat lidahnya dengan lincah bermain di ujung kontolku hingga mengeras.
Kepalanya yang bergerak liar maju mundur kadang berputar di kontolku menimbulkan sensasi nikmat yang sangat susah dijelaskan dengan kata-kata. Sekitar 15 menit dia menjilati kontolku, Siska kembali berdiri dan mencium bibirku lalu beranjak ke ranjang sambil membuka kakinya lebar2. Aku mengerti keinginannya itu, lalu aku berjongkok di depannya dan kupandangi sejenak daerah kewanitaanya.
“Ayo dunk sayang, jangan diliatin aja..cepet jilatin punya mbak, udah enggak tahan nich..” ucapnya memohon padaku untuk memulai aksiku sambil tangannya meraih kepalaku lalu didekatkan ke arah daerah kewanitaannya
Dengan gerakan cepat aku langsung menerkam daerah kewanitaanya dengan kedua bibirku hingga Siska mendesah keras.
“Aah sayang..kamu nakal ya, kamu ja..” ucapanya terputus saat lidahku menjilati daerah kewanitaannya. Kadang kutekan kepalaku dan kutempelkan lidahku ke daerah kewanitaannya , lalu dengan gerakan cepat kugerakkan kepalaku berputar dengan posisi lidahku masih di daerah kewanitaannya.
Erangan Siska yang semakin keras terdengar memenuhi seluruh ruang, nafas kami berdua sudah memburu dan daerah kewanitaannya juga semakin basah, cairan dari dalam daerah kewanitaannya bercampur dengan air ludahku sehingga terlihat berkilat saat tertimpa cahaya lampu.
“Udah sayang..masukkan kontolmu, aku udah enggak tahan, aku mau..ughh..” mintanya sambil tangannya menarik tubuhku naik agar segera memasuki daerah kewanitaaanya. Tapi aku sengaja bertahan karena ingin dia merasakan orgasme pertamanya dari permainan lidah dan bibirku. Dengan gencar, Aku masih menyerang daerah kewanitaannya dengan lidahku sampai kurasakan tubuhnya yang tiba-tiba menegang kaku dan kedua paha nyaerat menjepit kepalaku serta tangannya yang dengan kuat meremas sprei.
Diiringi suara desahan yang nikmat tubuhnya lalu menyentak tidak terkendali dan pinggulnya terangkat sejenak lalu tubuhnya lunglai serta kedua kakinya lemah terbujur ke lantai. Matanya rapat terpejam dan bibirnya setengah terbuka menggumamkan erangan lirih. Ternyata dia sudah orgasme untuk pertamanya dan hatiku senang.
Kemudian, Aku bergerak berdiri dan kuangkat seluruh tubuhnya yang telah lemas ke atas tempat tidur serta berbaring disisinya. Kupandangi wajahnya yang penuh keringat, kuseka keringat yg menetes di wajahnya lalu kukecup dahinya dengan lembut. Mendapat perlakuan seperti itu dariku, mata Siska terbuka lalu bibirnya tersenyum sambil mencubit gemas pipiku.
“Kamu nakal ya, kamu bikin mbak keluar bukan pakai kontolmu yang gede itu tetapi malah pakai bibirmu yangg memble itu..” ucapnya.
“Tapi rasanya sama enak kan mbak” jawabku sambil meremas lembut dadanya.
“Ternyata kamu pinter juga ya, hayoo ketauan kamu sering begituan ama cewek yaa..” ucapnya lagi sambil mencubit pipiku lagi dengan muka masam.
“Aahh... enggak kok mbak, aku cuma sering nonton film dewasa saja jadi aku tahu gimana cara muasin cewek” jawabku sambil menangkis tudingannya.
“Udah enggak apa-apa kok, mbak malah senang kamu udah pinte jadi enggak perlu ngajarin kamu lagi kan. Naahh.. sekarang mbak mau ngerasain kontolmu itu sayang” ucapnya sambil tangannya meremas kontolku yang masih tegang.
Mendengar ucapannya itu, Aku langsung mencium kedua payudaranya dengan lembut tetapi puting susunya sengaja tidak aku lumat. Aku hanya menyentuh dan menggeseknya dengan bibirku sambil sesekali kugesekkan dengan ujung hidungku sampai mengeras.
Siska hanya merintih geli saat aku melakukan itu, lalu tiba-tiba dengan gerakan cepat aku menerkam puting susunya yang sebelah kiri dengan bibirku. Kugigit lembut putingnya dengan bibirku lalu kubuat gerakan memelintir puting susunya, tubuhnya tersentak sedikit saat kulakukan itu. Tangannya meremas rambutku lembut, mulutnya menggumamkan kata2 tidak jelas yang menandakan birahinya mulai beranjak naik lagi.
Tanganku masih bergerak meremas dada kanannya, lalu kupelintir puting susunya dengan dua jariku. Perlahan aku merasakan kedua puting susunya semakin mengeras dan tangannya makin kuat meremas kontolku. Ada sedikit rasa sakit yang kurasakan saat jarinya meremas kontolku dengan agak kuat, kugeser pantatku sedikit agar remasannya sedikit berkurang.
Setelah puas bermain di bagian dadanya, tanganku perlahan aku geser menuruni tubuhnya. Kuraba bagian perutnya yang rata tanpa ada lemak walau sudah pernah melahirkan, lalu semakin turun ke bawah ke arah daerah kewanitaannya lagi. Kakinya pun semakin dilebarkan saat jemariku kembali menyentuh daerah kewanitaannya.
Jari telunjukku kuletakkan tepat di atas klitorisnya dan jari tengahku menyentuh permukaan bibir daerah kewanitaannya yang sudah mulai basah lagi, Kugerakkan kedua jariku berirama dan kuhisap kuat-kuat puting susunya. Perlakuanku itu ternyata membuatnya semakin tidak mampu menahan diri sehingga mendorong tubuhku, lalu dengan cepat menaiki tubuhku.
“Kamu nakal, awas ya.. sekarang giliran kamu kubikin lemes..” ucapnya sambil memegang kontolku dan diarahkan ke daerah kewanitaaannya yang sudah basah. Setelah dirasa pas, Siska menekan pinggulnya perlahan dan erangan nikmat keluar dari mulut kami secara bersamaan saat kulit kelamin kami mulai bersentuhan.
Daerah kewanitaannya yang sudah sangat basah membuat seluruh kontolku dapat masuk ke dalamnya. Pinggulnya mulai bergerak naik turun dengan cepat dan kuimbangi gerakan naik turunnya dengan arah berlawanan sehingga penetrasi yang terjadi semakin dalam dirasakannya.
Kontolku terasa dijepit dan tidak pernah menyangka vaginanya masih mampu menjepit dan memberikan gesekan yang sangat nikmat, walaupun sudah pernah melahirkan sampai dua kali.
Suara gesekan yang terjadi akibat kelamin kami yang beradu ditambah dengan suara rintihan dan erangan nikmat dari mulut kami membuat suasana kamar menjadi semakin erotis. Kuremas kedua dadanya yang bergelantungan di atas tubuhku dan puting susunya kadang kutarik lembut hingga membuatnya makin tak mampu menahan diri.
Beberapa menit kemudian, aku berusaha bertahan untuk tidak keluar terlebih dulu karena aku ingin memberinya kepuasan ganda hari itu. Akhirnya puncak kenikmatan itu mulai dirasakannya, rintihan nikmatnya semakin kuat terdengar dalam ruangan kamar itu.
“Uugh sayang, aku mau keluar lagi..” rintihnya sambil mencengkeram dadaku dan kurasakan kukunya yang mencakar kulit dadaku.
Dibarengi teriakan nikmatnya, tubuhnya lalu menegang kaku sesaat. Kedua matanya rapat terpejam dan mulutnya terbuka menggumamkan jerit kenikmatan. Mendengar rintihan nikmatnya membuatku tak mampu lagi menahan diri, aku juga mulai merasakan adanya aliran yang semakin kuat di kontolku yang seakan ingin meledak.
“Aahh.. mbak Santi, aku juga..aahh..” ucapku tersendat saat air maniku tidak mampu lagi kubendung dan menyemprot kuat di dalam daerah kewanitaannya.
Mendapat semprotan air maniku yang kuat di dalam daerah kewanitaannya, Santi kembali orgasme untuk ketigakalinya hari ini. Saat orgasmenya yang ketiga Siska melumat bibirku dengan buas, teriakan nikmatnya tertahan di dalam mulutku bercampur dengan erangan nikmatku. Kami pun saling berpelukan erat menikmati sisa orgasme yang kami rasakan, kontolku masih tertancap kuat di dalam vaginanya.
Dengan mata terpejam, Bibirku dan bibirnya saling melumat dan menikmati sensasi yang terjadi hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar