Curi Kesempatan Berhubungan Sex Dengan Ibu Muda di Dalam Toilet Kereta

Curi Kesempatan Berhubungan Sex Dengan Ibu Muda di Dalam Toilet Kereta


CERITA SEX | CERITA DEWASA | CERITA HOT | BOKEP | KHUSUS DEWASA | 18+ | ORGASME

Cerita Sex-Halo, panggil saja aku Radit (samaran) dan asalku dari Semarang. Aku seorang mahasiswa semester atas di salah satu universitas swasta terkenal di Jakarta. Menurut teman kuliahanku, Aku memiliki wajah yang cukup tampan, tinggi, ramah dan sedikit misterius sehingga banyak yang penasaran denganku dan tentunya juga tertarik. 

Saat ini, aku sedang dalam perjalanan untuk pulang ke kotaku dengan kereta. Selama dalam perjalanan pulang, aku sempat tertidur di kereta karena lelah akibat begadang semalaman bersama teman lama. 

Sesekali aku terbangun karena ingin masuk ke dalam kamar mandi ataupun saat berhenti di beberapa stasiun besar. Setibanya di salah satu kota besar ada penumpang pasutri muda dan anaknya yang masih balita.

Aku sedikit terkejut dengan pasangan tersebut karena jujur saja suaminya sangat tidak sesuai dengan istrinya. Suaminya cenderung jelek, sementara istrinya sangat cantik dengan rambut panjangnya yang lururs terurai dan tubuhnya yang tinggi montok.

Mataku tidak bisa lepas melihat tubuh seksinya itu, memakai celana jeans panjang ketat dan kemeja membuat payudaranya terlihat besar, pantatnya sekal dan juga pinggangnya yang ramping. 

Pasangan itu duduk dibangku sebelah bangku yang aku tempati, saat kereta mulai kembali berjalan sang suami dan anaknya langsung terlelap. Sang istri pun tersadar sendiri sehingga aku memberanikan diri untuk menyapa dan mengajaknya mengobrol.

"Mbak mau ke kota mana nech?" tanyaku sambil tersenyum ramah.
"Oh..mau ke kota S karena mertua lagi sakit, Adik sendiri?" jawabnya sambil tersenyum juga.
"Loh.. sama dunk Mbak, Kalo bole tahu nama Mbak siapa? Kenalkan namaku Radit" ucapku sambil menjulurkan tangan untuk berjabat tangan.
"Aku Ratih Dik, ini suamiku Andi dan anakku Rita" ucapnya sambil menyambut jabat tanganku dan memperkenalkan suami dan juga anaknya.

Selama beberapa menit mengbrol dengn Mbak Ratih, ternyata orangnya terbuka dan supel. Kami pun bercanda hingga obrolanku menjurus kearah sex bahkan dia membalasnya dengan lelucon yang lebih menjurus lagi.

Selama mengobro, mataku sesekali melirik ke bagian dadanya yang terlihat sedikit dari celah kemejanya yang tanpa dia sadari salah satu kancingnya terbuka tepat di bagian dadanya. Obrolanku pun berakhir ke sebuah pertanyaan mengenai tips menyenangkan wanita di ranjang ternyata Mbak Ratih sedikit salah tingkah.

Obrolan kami terhenti sebentar karena Mbak ratih permisi untuk ke kamar kecil, Aku pun Niat membuntutinya kekamar kecil mengingat selot pintu kamar mandinya tadi sedikit rusak saat tadi aku masuk. Mbak Ratih ternyata tidak menyadari selot pintunya yang rusak sehingga pintunya hanya tertutup saja. 

Mbak Ratih pun membuka celananya hingga terlihat bokongnya yang seksi, Aku pun mulai terangsang dan segera membuka resleting celanaku untuk mengeluarkan kontolku dari sarangnya. 

Aku pun masuk ke dalam toilet, langsung saja tangan kiriku memegang tangannya dan tangan kananku membekap mulutnnya hingga membuatnya sedikit terkejut.

"Mbak, kumohon jangan teriak ya? Aku hanya ingin diajari gimana caranya muasin cewek dalam hubungan sex saja.. Plisss.." ucapku dengan wajah yang memelas.

Awalnya, Mbak Ratih hanya menggelengkan kepala dan memberontak. Dengan mata yang sedikit berkaca-kaca aku pun memohon sambil pura-pura terisak hingga akhirnya dia luluh dan dan kepalanya mengangguk lemah.

"Kena kamu" ucapku dalam hati.
"Radit uda pernah ciuman gak?" tanyanya.
"Udah Mbak, napa Mbak?" jawabku dengan wajah yang polos.
"Coba cium Mbak" ucapnya.

Tanpa basa-basi lagi, langsung saja aku mulai memeluknya dan menciumya. Lidahku berusaha menyeruak kedalam mulutnya dan dia membalasnya dengan lebih agresif.

"Ternyata ciuaman Radit mantap juga" ucapnya yang kubalas dengan senyuman pura-pura malu.
Nahh...sekarang coba rangsang aku semampumu, tapi hanya sampai leher saja" pintanya.

Aku pun mulai menciuminya lagi di bagian belakang telinga, sesekali juga kujilati hingga Mbak Ratih mendesah "Aahh... sshhh...aahhh.." Ciumanku pun mulai turun ke bagian lehernya yang putih, tercium harum parfumnya yang membuatku semakin bersemangat.

"Ouuhhh..aahhh...enak Dit…terus Dit...eenngghh…jangan sampai ada bekasnya…" bisiknya. 

Lalu, Kucoba menelusupkan tanganku kedalam kemejanya saat tangannya memeluk leherku. Mbak Ratih terlambat untuk menolak tanganku karena tanganku sudah masuk ke dalam dan mulai meremas kedua payudaranya secara bergantian.

Kuserang leher serta kedua payudaranya Mbak Ratih secara bersamaan hingga membuatnya mendesaah dan mengerang hebat karena rangsangannya yang kuat "Aahhh..Dit…aaaahhhh…kamu nakal ya….eenngghh…" 

Tanganku pun langsung mengangkat kemejanya sebatas leher hingga terlihat payudaranya yang besar tertutup oleh BH berwarna hitam. Tanpa menunggu lagi kubuka pengait BH-nya hingga terpampang kedua payudaranya yang besar itu dengan jelas.

Tanpa menunggu lagi, kujilati dan kupilin kedua putingnya itu "Oucchh..aahhh...Dit…ka..mu apakan putingku…geli tapi e..nakk...aahhh…" rintihnya dengan sedikit keras.

Aku yang takut terdengar oleh orang lain pun segera mencium bibirnya dengan ganas sambil tangan kananku terus meremas payudaranya, sementara tangan kiriku mengocok vaginanya yang ternyata sudah basah.

Setelah beberapa menit, area vagina Mbak Ratih semakin lembab. Kali ini aku kembali memasang perangkap, Tiba-tiba saja kuhentikan cumbuanku hingga embuatnya sedikit kecewa.

"Loh.. kok berhenti? Jangan dong, lanjutin lagi dong Dit, lanjutin ampe Mbak keluar.." pintanya.
"Ya Mbak.. tapi boleh ya kumasukkin kontolku? udah berdiri dan gak tahan nech" rayuku.
"Hah.. jangan Dit, Aku udah bersuami dan punya anak" tolaknya.
"cuma digesek-gesek aja Mbak, enggak ampe keluar dech, biar sama-sama enak. Boleh ya mbak? Plis.." rengekku sambil kembali meremas payudaranya.

Mendapat serangan seperti itu, akhirnya Mbak Ratih luluh "Cuma digesek-gesek aja ya, ga lebih" ucapnya sambil kududukkan dia ke kloset.
"Makasih ya Mba" ucapku sambil mengecup singkat bibirnya sambil ku posisikan tubuhku hingga kontolku terhimpit diantara pangkal pahanya persis di mulut vaginanya. (Coba bayangin aja, aku duduk berhadapan dan aku terlihat seperti memangkunya dengan kakinya memeluk pinggangku, sementara tubuh kami seperti sedang berpelukan).

Lalu, aku mulai menggoyang pantatku sehinnga kemaluan kami bergesekan. dan merasakan nikmat yang sungguh luar biasa. Kucium lagi bibirnya sambil meremas kedua payudaranya, saat ciumanku tuturn ke bagian lehernya Mbak Ratih mulai mendesah dan merancau lagi. Desahannya itu membuatku semakin terangsang, aku ingin segera memasukkan kontolku kedalam vaginanya itu.

Setelah beberapa menit menggesek, kurasakan cairan vaginanya yang semakin membanjiri kontolku. Langsung saja kumasukkan kontolku dengan cepat hingga mentok, rasanya sangat nikmat karena  vaginanya masih ketat menjepit kontolku padahal sudah pernah melahirkan. 

"Oouuccchhh….Ditkok dimasukin? cepat cabut, aku udah bersuami!!" perintahnya yang tidak ku gubris dan tetap melanjutkan menggoyang pantatku sambil mencium bibirnya agar tidak bisa berteriak.

Posisiku yang sedikit menindihnya membuat Mbak Ratih tidak bisa berontak hingga akhirnya menyerah dan menikmati goyanganku. Kugoyang pantatku dengan semangat, kugoyang maju mundur, kiri kanan dan kadang memutar yang tentunya membuat Mbak Ratih semakin merasakan nikmat yang luar biasa.

"Aakkhhhh...Dit..akamu apakan vaginaku?? enak banget Dit… eenngghhh..…aahhh…Dit…aku udah ga tahan…aku ingin keluar…eennggghh" rintihnya setalah beberpa menit kugoyang. 
"Keluarin saja Mbak...aakhhh..vagina Mbak enak banget..." pujiku sambil mempercepat goyanganku.
"Dit…aku keluar... aaakkkhhhh...aakkhhh...sssshhhhh...." rintihnya menikmati orgasme panjang yang dirasakan dan kurasakan cairannya yang membasahai kontolku.

"Nikmat sekali Radit, Makasih ya.. Baru kali ini aku merasakan orgasme karena berhubungan sex, suamiku hanya peduli diri sendiri..Kamu masih belum keluar ya??" ucapnya sambil kembali menciumku bibirku dengan lembut.
"Sebentar lagi nech Mbak, masih boleh kan kugoyang??" tanyaku. 
"Bole dong.. kamu udah buat Mbak melayang, sekarang nikmati tubuhku semaumu tapi sekarang kamu yang duduk ya Dit" ucapnya sambil berganti posisi dia yang berada di atasku. 

"Sekarang giliran Mbak yang puasin kamu, Radit haus ga? mau minum susu?" tanyanya sambil menyodorkan payudaranya untuk ku emut sambil mulai menggoyang pantatnya maju mundur.

Mbak Ratih membalas perlakuanku kepadanya tadi, dia merubah arah goyangan pantatnya. Aku sangat menikmatinya sambil menjilati payudaranya, sesekali juga kugigit kecil serta mendesah di telinganya hingga membuatnya kembali terangsang.

"Oouucchh...Dit….kontolmu enak sekali...eenngghhh…aahhhh…" desahnya. 
"Vagina Mbak juga enak...aahhhh…..enak mbak…eenngghh...bentar lagi Mbak.." rintihku.

Mbak Ratih pun mempercepat goyangannya dan kurasakan dirinya yang juga sudah ingin orgasme karnea vaginanya yang semakin ketat menjepit kontolku "Aakkkhh.. Dittt...aku ingin keluar lagi...aaahhh…sshhhh..."

"Mbak aku keluar...Aarrgghhhh...aarrgghhh....uunggghhhh…" lenguhku mengiringi keluarnya spermaku kedalam vagina Mbak Ratih.

Merasakan semburan spermaku yang hangat ternyata juga membuat Mbak Ratih orgasme "Aakkkhhh… Ditt...eenngghhh.. aku keluarrrr...aahhhh..." kami pun langsung berciuman dengan ganas menikmati orgasme kami. 

Kami pun berciuman selama beberapa menit hingga akhirnya melepaskan pagutan mesra kami dan Mbak Ratih berbisik lembut "Makasih ya Dit, udah memberikan nikmatnya surga dunia yang belum pernah kurasakan selama ini"
"Ehmm..Mbak gak takut hamil karena aku keluar didalam nech?" tanyaku dengan ragu.
"Tenang saja Dit, aku sedang tidak subur" jawabnya sambil tersenyum dan menciumku singkat. 

Mendengar jawabannya itu, membuatku lega dan ikut tersenyum serta meremas payudaranya sejenak. 

Setelah itu, Kami segera merapikan pakaian kami dan keluar dari kamar mandi secara bergantian. Kami pun kembali duduk di tempat kami dan kulihat suami dan anaknya masih tertidur pulas.

Kami pun saling berpandangan dan tersenyum, Mbak Ratih pun kemudian memberikan nomor handphonenya kepadaku dan berkata "kapan -kapan kita main lagi ya Dit" sambil mengedipkan matanya. 

Aku pun menjawabnya dengan sebuah senyuman manis hingga kahirnya kami berpisah di staisun S dimana yang menjadi tempat tujuan kami.

Hari itu menjadi hari yang sangat beruntung bagiku karena bisa menikmati tubuh Mbak Ratih yang mantap itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar