Hyperseksual Membuatku Nekat Menggoda Para Tetangga untuk Berhubungan Badan

Hyperseksual Membuatku Nekat Menggoda Para Tetangga untuk Berhubungan Badan


CERITA SEX | CERITA DEWASA | CERITA HOT | BOKEP | KHUSUS DEWASA | 18+ | ORGASME

Cerita Sex–Sebut namaku Meri, jujur saja aku seorang hyperseksual dan aku lebih suka melakukan oral sex. Aku mau menceritakan kisahku, saat usiaku masih 17 tahun aku sudah merasakan menghisap kemaluan pria dan sejak itu aku menjadi kecanduan.

kecanduanku itu membuatku sengsara karena orangtuaku yang terlalu ketat menjagaku, ditambah dengan lingkungan sekolahku yang merupakan sekolah khusus perempuan.

Jujur saja, aku benar-benar tidak suka apabila keinginanku untuk menghisap kemaluan pria tidak terpenuhi. Hingga suatu hari, keinginanku untuk menghisap kemaluan pria benar-benar tidak bisa ditahan lagi, bahkan dengan VCD porno yang biasa kulihat disaat nafsuku naik.

Lebih parahnya, meskipun sudah melakukan masturbasi aku tetap merasa tidak puas hinggamembuka membuka jendela kamarku dan melihat keadaan jalanan depan rumahku yang sudah sepi saat itu. 

Sejenak, ide gila pun terlintas di benakku. Dengan nekat, diam-diam aku keluar rumah tanpa sehelai pakaian pun yang melekat di tubuhku. Aku pun berjalan di komplek perumahanku dengan harapan ada pria yang melihat dan berniat untuk memperkosaku agar bisa menghisap kemaluannya. 

Beberapa menit berjalan, tidak kulihat satu pun pria sehingga sedikit menyesal kenapa tidak keluar lebih cepat saat itu. Saat sudah berjalan hingga ujung, kulihat ada tukang nasi goreng yang sering keliling komplek perumahanku.

Tanpa menunggu lagi, langsung saja kusapa "Mas, pesan nasi gorengnya satu" ucapku tiba-tiba yang membuatnya langsung berpaling ke arahku.

"Lohh... Mbak kok di luar malam-malam gini? pakaiannya kemana?" ucapnya dengan wajah yang terkejut melihat keadaanku yang telanjang.

"Panas Mass... Kok masih jualan Mas?" tanyaku.
Mendengar pertanyaanku tukang nasi gorengnya tidak menjawabku dan matanya hanya terus melihat ke arah kedua payudaraku.
"Liatin apa Mass?" tanyaku lagi.
"Ehh. ehh..engg..enggak Mbak.."ucapnya dengan suara yang terbata-bata.

Mataku pun tertuju ke arah celananya yang sudah menonjol karena kontolnya yang sudah membesar. Nafsuku yang sudah besar untuk menghisap kontolnya membuatku nekat membuka resleting celananya dan mengeluarkan batang kontolnya dari dalam CD-nya.

Mas nya terlihat terkejut dengan apa yang kulakukan tetapi tanpamenunggu lagi aku langsung mengulum kontolnya, kujilati dan kuhisap. Seperti mendapatkan rejeki yang tidak terduga malam itu, aku yakin Mas nya pasti sangat senang.

Belum puas dengan kontolnya, kujilati kedua telornya dengan lahap. Jujur saja, agak bau tetapi saat itu aku mulai menikmatinya. Sesekali kudengar suara Mas nya yang merentih nikmat "Mmmhhh...aahh.."

Setelah beberapa menit menikmati kontolnya, tiba-tiba Mas-nya menyuruhku untuk berdiri dan berbalik. Sementara, Mas nya membuka celana dan juga CD-nya hingga ke bawah kakinya.

Mas nya tiba-tiba jongkok dan menjilati vaginaku,  Saya langsung merasakan kenikmatan yang sangat hebat sekali tetapi hanya sebentar saja menikmatinya tiba-tiba dia kembali berdiri dan mengarahkan kontolnya ke vaginaku.

Dengan posisiku yang berdiri sambil tanganku memegang gerobak nasi gorengnya, dia menggenjotku dari belakang.

"Aakhh..aahh...aahhhh..." desahku sedikit kuat karena nikmat yang kurasakan, untung saja saat itu keadaanya sudah sangat malam.
"Mass.. kalau mau keluar bilang ya" pintaku.
"Udah mau keluar nech Mbakk.." jawabnya. 

Lalu, aku melepas kontolnya dari vaginaku dan berjongkok di hadapan kontolnya yang mengacung tegak tetapi air maninya tidak kunjung keluar setelah ku tunggu beberapa menit.

Mulutku pun langsung menggulum kontolnya lagi dan terkadang kugigit kecil hingga akhirnya "Crottt..rottt..crottt...." air maninya pun keluar, langsung saja kuminum dan kujilati sampai bersih seperti orang yang kehausan.

Belum juga selesai menjilati air maninya hingga bersih, tiba-tiba saja kami dikagetkan dengan suara bapak-bapak yang saat itu sedang ngeronda malam .

"Lah.. Mas ngapain?" ucap bapak-bapak itu.
"Ehh..mmm...i..iniii... ini Mbakk nya" jawab Mas nya yang kaget dan malu.
"Gini om, aku habis itu sama Mas ini" jawabku nekat dengan sedikit harapan bapak-bapak ini juga mau memperkosaku.
Mendengar pengakuanku barusan, kedua bapak itu terkejut dan keheranan setengah mati.

"Adik ini tinggal dimana?" tanya salah satu bapak itu.
"Disini, blok D" jawabku.
"Ayo pulang, sudah malam ini" ucap kedua Bapak itu sambil memegang tanganku.

Aku pun kaget bercamput takut karena jika sampai dibawa pulang orang tua kua akan tahu dan bisa-bisa digantung hidup-hidup. Di tengah jalan, saya memberanikan diri berkata pada mereka "Om, mau nyusu gak?"
"Adik, Jangan main-main ya" jawab salah satu bapak itu.
"Ayolah Om, aku tahu om juga pasti mau kan ngesex sama aku" ucapku lagi merayu.
Mendengar ucapanku, raut wajah mereka sedikit berubah karena mulai terangsang untuk melakukan hubungan sex denganku.

Tidak mau membuang kesempatan itu, aku langsung meraba-raba kontol mereka yang ternyata sudah tegang.
"Ayo dong Om, aku pengen banget nech..." rayuku lagi.

Salah satu bapak itu langsung menyetujuinya "Ya udah, kita bawa saja ke pos ronda pak Bagas" ucapnya yang juga di setujui oleh salah satu bapak itu juga.

Setibanya di sana, ternyata masih ada dua orang lagi yang sedang menjaga disana di sana, termasuk hansip di komplekku jadinya ada lima kontol yang bisa kudapatkan lagi. 

Wajahku langsung kegirangan sekali, betapa beruntungnya aku malam itu. Awalnya, kami ngobrol-ngobrol sebentar mengenai kejadian yang kulakukan bersama Mas penjual nasi goreng tadi dan mengenai diriku yang kecanduan menghisap kontol pria.

Dengan memberanikan diri, aku menawarkan kesempatan ini ke mereka juga "Saya sebenernya juga pengen banget ngerasain kontolnya bapak-bapak" ucapku dengan nada sedikit manja.

Mendengar ucapanku itu, Mereka semua terlihat bernafsu dan terangsang. Langsung saja, kusuruh mereka berlima untuk melepaskan celana dan juga CD-nya. Mereka pun berbaris seperti menunggu dokter saja, kontol mereka juga sudah membesar semua.

Secara bergantian, kuhisap dan kugigit kecil kontol mereka berserta kedua telornya. Setelah selesai, aku masih belum puas karena belum meminum air mani mereka. Lalu, aku pun menduduki batang kontol salah satu bapak itu dan memasukkannya ke vaginaku. 

Sementara itu, bapak-bapak yang lain ada yang menjilati dan menghisap puting susuku  dan ada juga yang menunggu gilirannya.

Setelah beberapa menit, aku sudah tidak sadar lagi siapa yang menggenjot lubang vaginaku, siapa saja yang menghisap payudaraku, kontol siapa saja yang sedang saya sepong, seberapa keras jeritanku hingga sudah berapa kali aku orgasme.

Bahkan, saat ada kontol yang sedang masuk ke lubang vaginaku, ada juga kontol lain yang juga menancap di lubang anusku. Sementara itu, mulutku menghisap tiga batang kontol secara bergantian.

Rasa nikmat yang kurasakan malam itu benar-benar tiada tara dan untungnya mereka tidak mengeluarkan air maninya di dalam lubang vaginaku sehingga aku tidak perlu takut hamil, lagian aku berniat untuk meminum semua air mani mereka semua.

Hingga akhirnya, saat yang paling kutunggu-tunggu datang juga. Aku berjongkok di depan mereka dan mereka mengelilingi wajahku sambil mengocok-ngocokkan kontol mereka masing-masing. 

Sesekali, aku juga menghisap dan menyedot kelima kontol itu dengan lembut dan "Crott...crottt.crottt...crottt..crotttttt...." semua air mani itu meengenai wajah dan tubuhku seperti sedang mandi dengan air mani.

Saya merasa puas kali malam itu, rasa kecanduanku terpuaskan dan aku pun diantar pulang oleh Pak Hansip.

Sesampainya di depan rumahku, Pak Hansip kembali membuka resletingnya dan menyodokkan kembali kontolnya ke dalam vaginaku. Dengan posisi menungging di depan pagar rumahku, kami melakukanny selama beberapa menit. 

Sayangnya, air maninya terpaksa dikeluarkan di punggungku karena posisi ku yang sedang nungging saat itu tetapi untungnya hanya sedikit air maninya.

Setelah selesai, Aku pun melompat pagar dan masuk ke kamar diam-diam. Aku tidak langsung membersihkan diri malam itu dan langsung tidur karena besok pagi-pagi masih harus bangun untuk sekolah lagi.

Kejadian malam itu hanya menjadi rahasia kami, karena saya yakin mereka juga tidak ingin sampai istri mereka tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar