Kenikmatan Berbungan Sex Dengan Bunga SMA Merupakan Hadiah Terbesar

Kenikmatan Berbungan Sex Dengan Bunga SMA Merupakan  Hadiah Terbesar

CeritaHotPlus–Sebut namaku Kevin, usiaku saat ini sudah 28 tahun dan aku merupakan seorang karyawan di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perumahan. Ceritaku berawal saat diriku yang sedang dihadapi banyak masalah kerjaan siang itu keluar untuk jalan-jalan ke salah satu pusat pembelanjaan.

Hampir satu jam aku jalan-jalan untuk refreshing dan cuci mata sebentar, tiba-tiba aku dikejutkan dengan seseorang yang menabrak tubuhku. Diriku sangat emosi, tetapi saat membalikkan badanku dan melihat yang menabrakku adalah seorang wanita aku segera membantunya.

Setelah membantunya, aku pun tidak lupa untuk meminta maaf kepadanya meskipun yang salah sebenarnya adalah dia.

"Maaf Mbak, gak sengaja tadi..." ucapku.

"Ya enggak apa-apa Mas...eehhhh... Kevin kan?" ucapnya.

"Iya, aku Kevin... Mbak siapa ya? kok tahu namaku?" tanyaku penasaran.

"Loe gak ingat sama aku? aku teman SMA kamu dulu, yang suka jahilin kamu" jelasnya. 

"Siapa ya?? hmmm...eeehhhhh.... Feni ya? Bunga SMA?" ucapku.

Yuk Gabung ke SerbaQQ Agen Poker Online Terpercaya Di Indonesia, Rasakan Kartu Cantik Nya Dan Nikmati Layanan Customer Service Kami 24 Jam Nonstop. Untuk Info Lebih Lanjut Silahkan Hubungi CS Kami, Link : VIPSERBA.ORG

"Iya betul, tadi kok loe manggil gua Mbak si..." ucapnya.

"Maaf deh, habis aku nggak tau loe siapa tadi" ucapku.

"Udah lupa ya sama aku? atu udah di lupain ya aku?" tanyanya.

"Gimana ya? Kamu beda dengan yang dulu, kamu cantik banget" ucapku sedikit memujinya.

"Ah... kamu....biasa aja kok" ucapnya dengan wajah yang malu.

"Sibuk gak loe? cari tempat makan dulu yuk, buat ngerayain pertemuan kita ini" lanjut Feni.

"Boleh juga, tapi loe yang traktir aku ya habis aku lagi bokek nih" ucapku.

"Iya, gak masalah kok" ucapnya lagi.

Kami pun pergi ke salah satu langganan Feni dan duduk di bagian pojok supaya lebih santai ngobrolnya.

"Gimana kabar kamu sekarang Vin? udah berkeluarga ya?" tanya Feni.

"Aku baik-baik saja, masih sendiri neh... masih mau bebas" jawabku.

"Kalau kamu gimana? udah bekeluarga ya?" tanyaku balik.

"Aku udah merid, udah 3 tahun..." jawabnya.

"Wah...asyik dunk, Jadi suami kamu mana? kok pergi sendirian? nggak takut digodain sama lelaki iseng?" tanyaku.

"Ahhh...kamuuu...biasa aja lagi, suamiku lagi ke luar negeri untuk urusan kerjaan" jawabnya.

"Ehh…ayo makan dulu Vin, kok didiamin aja" lanjut Feni.

Kamipun akhirnya menyantap hidangan yang telah tersedia dan mengobrol-ngobrol selama beberapa jam hingga akhirnya berpisah.

Setelah beberapa hari, Feni tiba-tiba mengirimiku SMS yang isinya ajakan untuk datang main ke rumahnya. Aku pun mengiyakan dan meminta alamat rumahnya dan langsung menuju ke sana.

Sesampainya di alamat rumah yang dikirimkan Feni aku langsung menekan bel rumahnya dan pintunya terbuka dengan sendirinya. Aku pun berjalan masuk dan ternyata Feni sudah menggu kedatanganku di teras rumahnya.

"Hi Vin, gimana kabar kamu sekarang?" sapanya padaku. 

"Baik saja nih, kamu gimana? kok sepi amat rumahmu, pada kemana nih? ucapku.

"Iya nih, nggak ada siapa-siapa dirumah makanya undang kamu kesini buat nemenin" jelasnya.

"Nggak salah nih? ntar suami kamu marah lagi" ucapku.

"Nggak apa-apa lagi, dia kan lagi di luar negeri sekarang" ucap Feni.

"Yukkk... masuk ke dalam, masa berdiri di depan gini" lanjutnya.

Kamipun masuk kedalam rumahnya Feni, betapa menakjubkan rumahnya itu. Semua perabotan rumahnya sangat mewah dan mahal.

"Ayo... duduk Vin, jangan malu-malu anggap saja seperti rumah sendiri" ucap Feni.

"Iya, makasih..." ucapku sambil duduk.

"Ohya....mau minum apa nih? panas, dingin atau hangat?" tanyanya. 

"Jadi bingung nih mau milihnya" ucapku.

"Ya, kalau yang panas paling teh sama kopi tapi kalau mau yang dingin ya ada soft drink" jelasnya.

"Jadi kalau aku milih yang hangat gimana?" tanyaku.

"Ya ada deh…" ucapnya dengan suara yang sedikit genit.

"Ok deh…kalau gitu aku minta yang hangat aja deh" ucapku dengan sedikit menggodanya.

"Bisa aja kamu Vin, ntar kalau aku kasih kamu nggak susah nanti?" ucapnya.

"Ya... tergantung yang ngasih dunk..." ucapku lagi.

Feni pun langsung bangkit dari duduknya dan meninggalkanku sendiri di ruang tamu. Setelah menggun beberapa menit, Feni kembali dengan dua gelas jus dingin yang diletakkan di atas meja.

"Loh? tadi katanya yang hangat? kok jadi ini? ucapku padanya.

"Yang hangat ntar, so pasti aku kasih deh" ucapnya.

"Fen…rumah kamu bagus banget deh, semuanya kamu punya? kamu pasti bahagia dunk sama suamimu" tanyaku.

"Siapa bilang? dari luarnya saja aku keliatan bahagia" ucapnya dengan wajah yang mulai serius.

"Memang semuanya aku punya, tapi kan itu nggak menjamin aku bahagia" lanjutnya lagi.

"Bayangin aja deh, dalam satu bulan suamiku cuma 3 hari saja ada di rumah. Selebihnya ya kesana kemari ngurusin bisnis keluarganya yang segudang itu, jadi kamu bisa bayangin deh betapa aku sangat kesepian?" jelas Feni.

Feni pun mulai menceritakan semua keluhan yang dia rasakan selama ini, kucoba untuk memahami semua cerita hidupnya sambil sesekali mataku melirik bagian tubuhnya yang seksi itu. 

Dengan mengenakan kaos yang cukup ketat, lekuk tubuh Feni  tercetak cukup jelas. Dibalik kaos ketat lengan pendek itu sepertinya Feni tidak mengenakan BH karena terlihat dari tonjolan kecil dipuncak dadanya yang padat dan berisi.

Perlahan terasa sesuatu bergerak nakal dari balik celana yang kukenakan. Tiba-tiba saja Feni bangkit dari duduknya dan pindah  ke sampingku, Tercium bau harum parfumnya yang sangat mengundang gairah.

"Vin, aku kangen banget deh sama kamu" ucapnya tiba-tiba.

"Oh ya?" tanyaku.

"Iya nih, apalagi sama……" ucapnya terputus.

"Sama apa Fen?" tanyaku penasaran.

"Sama.... sama ini nih…." ucapnya sambil meletakkan tangannya diatas gundukan batang kontolku. 

Mendapat perlakuan itu, aku langsung terkejut dan hanya terdiam saja. Padahal dalam hati aku juga sangat mengiginkannya. Aku yang hanya terdiam membuat Feni tidak memindahkan tangannya dari gundukan celanaku.

Tangan Feni mulai mengelus batang kejantananku yang tersembunyi di balik celana yang kupakai. Dengan perlahan muka kami saling berdekatan dan mulai kukecup bibirnya yang merah itu.

Bibir kami saling bermain dimulut kami, sementara tanganku mulai meraba ke dua payudaranya yang kenyal dan berisi. Ternyata, puting payudara Feni sudah mulai mengeras. 

Tanpa menunggu lagi, Feni berdiri dari tempat duduknya dan mulai membuka satu persatu pakaian yang dikenakannya hingga tidak ada lagi satu benang yang menutupi tubuhnya. Kuperhatikan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki, sangat sempurna sekali.

Dua gundukan bulat menggantung didadanya, ditambah dengan bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam yang lebat menandakan kalau Feni tipe wanita yang haus sex.

Feni kembali duduk dengan posisi di hadapanku, tangannya mulai membuka celana panjang dan celana dalam yang kukenakan. Lalu, nongol lah kontolku yang tegak dan siap untuk meluncur.

Dengan tangannya yang halus, Feni mulai membelai kontolku  yang makin lama makin besar oleh sentuhannya. Mulutnya mulai menjilati kepala kontolku dan permukaan kulit sampai kedua buah biji pelerku.

Setelah beberapa menit, kurasakan ada sesuatu yang berdenyut di kontolku seakan ada yang ingin muncrat keluar. tanganku mulai menjambak rambut Feni dengan kuat dan menekannya ke dalam hingga kepala kontolku menyentuh ujung tenggorokannya.

"Akhhh..Fenn..aku mau keluar nih" erangku yang kemudian spermaku tumpah didalam mulutnya.

Tanpa merasa jijik sedikitpun Feni menelan setiap tetes spermaku dan sambil tersenyum dirinya menjilati sisa-sisa sperma yang masih tersisa dibatang kontolku.

Kami pun beristiraht sebentar setelah aku mencapai orgasme yang pertama, kemudian aku berdiri dan mengangkat Feni ke atas sofa. Aku membuka kedua kaki Feni lebar-lebar dan kudekatkan wajahku kepermukaan perutnya yang datar.

Dengan penuh nafsu, aku menjilati setiap permukaan kulit perutnya yang halus itu sehingga membuat Feni menggelinjang hebat merasakan jilatan bibirku. Desahan, erangan dan jeritan Feni makin menbuatku bersemangat menusuk-nusuk permukaan Vaginanya dengan ujung lidahku. 

"Sayang….cepet masukin punyamu ke vaginaku, aku udah nggak kuat nih" rengeknya.

Akupun memenuhi permintaan Feni yang sudah tidak tahan menunggu kontolku yang tegang dan mengeras untuk masuk kedalam vaginanya Feni. Aku memegang kontolku dan mengocoknya sebentar kemudian mengarahkannya kelubang vagina Feni.

Aku mulai maju mendorong pantatnya Feni, Beberapa kali kucoba selalu meleset. Mungkin karena ukuran kontolku yang cukup besar hingga sulit untuk menembus lubang vaginanya yang rapat. Namun, setelah beberapa kali mencoba akhirnya kontolku masuk menembus lubang vaginanya.

Tanpa membuang waktu lagi, kugerakkan pantatku maju mundur menusuk vaginanya Feni. Dengan penuh nafsu, Feni menikmati gerakan kontolku yang maju mundur menusuk vaginanya. Desiran dan desahan beriringan keluar dari mulutnya yang mungil itu.

Setelah beberapa menit, Feni merasakan dirinya sudah mau mencapai klimaks sehingga mengangkat pantatnya dan menggelinjang hebat. Wajahnya berubah ganas,matanya mendelik saat puncak kenikmatan itu datang.

Aku tahu kalau Feni akan mencapai klimaknya, Kupercepat gerakan pantatku menusuk vaginanya sampai akirnya puncak kenikmatanna datang. Feni mendekap erat tubuhku dan vaginanya berkedut-kedut menjepit kontolku.

Cairan hangat dan kental merembesi dinding vaginanya, Orgasme yang beruntun telah dialami Feni hari itu. Untuk beberapa saat, kubiarkan Feni menikmati sisa -sisa orgasmenya sebelum kami melanjutkan permainan yang berikutnya.

Perlahan Feni bangkit dari tidurnya dan duduk diatas sofa empuk itu, Akupun duduk disampingnya.

Tanganku singgah digundukan vagina yang ditumbuhi rambut halus itu, Kubelai perlahan untuk membangkitkan kembali gairah wanita cantik yang ada disampingku ini.

Perlahan kembali terdengar desahan lembut dari mulut Feni, Sementara itu mulutku tak lepas dari dua buah dadanya. Merasa sudah tepat saatnya bagiku untuk menuntaskan permainan ini, kuangkat Feni dan kududukkan dirinya diatas pahaku.

Posisinya kini tepat berada diatas pangkuanku sehingga dua buah dadanya yang padat membusung tepat berada didepan mulutku. Kugosok-gosok ujung kontolku kemulut vaginanya dan kutekan ujung kontolku hingga amblas masuk kedalam Vaginanya.

Kudiamkan perlahan, kunikmati beberapa saat kontolku bersarang dalam vaginanya. Perlahan kugerakkan pantatku naik turun menusuk lubang vaginanya, makin lama semakin cepat membuat tubuh Feni bergoyang-goyang diatas pangkuanku.

Terdengar erangan kenikmatan dari mulut Feni dengan dua buah dadanya yang bergoyang -goyang tak karuan. Kedua tanganku meraih dua buah dadanya itu dan meremasnya perlahan selama beberapa menit hingga terasa sesuatu menyesak dalamkontolku.

Dengan diiringi desahan panjang secara bersamaa, aku dan Feni mencapai orgasme. Kusemprotkan spermaku yang hangat didalan vagina Feni yang kemudian disusul olehnya.

Aku mencabut kontolku dari dalam vaginanya Feni, Dengan cepat Feni jongkok diselangkanganku dan menjilat sisa-sisa sperma yang masih menempel di kontolku. Sesaat kemudian Feni tersenyum padaku, Senyum penuh kepuasam yang tak pernah ia dapatkan dari suaminya tersayang.

Aku bangkit dan mengenakan kembali pakaianku, Kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan jam sepuluh malam dan segera pamit. Namun, sebelum aku pamit dirinya memberikan sesuatu buatku sebagai hadiah.

Sebuah Handphone terbaru dan motor besar yang awlany aku tolak, tetapi dirinya berharap aku menerima pemberiannya itu. Melihat hatinya yang tulus, Aku pun menerima pemberiannya yang menurutku terlalu besar.

Lalu, aku pergi meninggalkan Feni dengan hadiah yang diberikannya. Dalam hatiku, hadiah terbesar yang kudapat adalah kenikmatan sex yang kudapatkan hari ini.