Aku Dijadikan Taruhan Sex Oleh Suamiku Sendiri

Aku Dijadikan Taruhan Sex Oleh Suamiku Sendiri


CeritaHotPlus-Juli seorang ibu rumah tangga yang berusia 32 tahun nyaris putus asa dalam menjalani hidupnya saat ini, Suaminya sendiri yang bernama Heri tega menjadikannya sebagai seorang pelacur. Saat pertama mengenal Mas Heri, Dia merupakan sosok laki-laki yan g baik dan selalu menjaga diriku dari bahaya ataupun godaan laki-laki.

Setelah 6 tahun menikah dengan Mas Heri dan dikarunia seorang anak laki-laki yang diberi nama Satria, perkawinan kami baik-baik saja. Aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan Satria di rumah, sementara suamiku bekerja di salah satu perusahaan swasta.

Biasanta Mas Heri selalu pulang kerja sore hari, tetapi belakangan ini dirinya selalu pulang agak telah bahkan bisa sampai larut malam. Aku pernah menanyakan kemana saja dirinya belakangan ini saat pulang terlambat dan yang kudapatkan hanya jawaban singkat bahwa dirinya sedang mencari penghasilan tambahan.

Mas Heri semakin berubah dari hari ke hari, Bahkan dia pernah satu kali pulang dalam keadaan mabuk dengan mulut yang berbau alkohol dan jalannya sempoyongan. Aku mulai bertanya-tanya, sejak kapan suamiku mulai gemar minum padahal aku tidak pernah melihatnya seperti ini.

Bahkan, Kadang dia pernah memberikan uang belanja lebih padaku atau pulang dengan membawa barang belanjaan untuk dan Satria.

Yuk Gabung ke SerbaQQ Agen Poker Online Terpercaya Di Indonesia, Rasakan Kartu Cantik Nya Dan Nikmati Layanan Customer Service Kami 24 Jam Nonstop. Untuk Info Lebih Lanjut Silahkan Hubungi CS Kami, Link : VIPSERBA.ORG

Aku semakin penasaran dengan apa yang dilakukan suamiku belakangan ini, tetapi setiap kali aku menyinggung mengenai aktivitasnya dirinya hanya menghindar.

"Kita jalankan saja peran masing-masing, Aku cari uang dan kamu yang mengurus rumah. Aku tidak pernah menanyakan pekerjaanmu, jadi lebih baik kamu juga begitu" ucap Mas Heri.

Hingga suati hari, aku baru mengetahui aktivitasnya saat Mas Heri memintaku untuk menjual gelang emas yang kupakai karena dirinya perlu uang untuk mebayar hutangnya saat bermain judi.

Aku yang berstatus sebagai istrinya hanya berusaha untuk berbakti kepada suamiku karena aku diajarkan untuk menemani suamiku di saat suka mau pun duka. Aku pun memberikan gelang emas yang tidak lain merupakan hadiah pemberian suamiku dulu.

Sampai suatu hari, tiba-tiba saja teman Mas Heri yang mengaku bernama Dedi datang ke rumah yang sekaligus menjadi pemicu perubahan dalam rumah tanggaku. Kedatang Dedi ke rumah tidak lain karena ingin menagih utang-utang Mas heri kepadanya yang bejumlah lima belas juta rupiah dan berjanji melunasi hutangnya semalam.

Aku pun hanya menjawab bahwa tidak tahu menahu mengenai hutang Mas Heri sehinnga menyuruhnya untuk kembali lagi besok karena Mas Heri lagi tidak ada di rumah. Namun, perkataanku seakan tidak dia pedulikan dan memandang nakal ke arahku serta tersenyum.

"Lebih baik saya menunggu saja Mbak, Hitung-hitung sekalian nemenin Mbak" ucapnya.
"Heri tidak pernah cerita kepadaku kalau ia memiliki istri yang begitu cantik. Menurutku, sayang sekali bunga yang indah hanya dipajang di rumah saja" ucapnya lagi.

Mendengar ucapannya, aku semakin risih dengan kedatangannya saat itu. Tetapi aku berusaha untuk mencoba menahan diri karena Mas Heri sedang berhutang uang kepadanya.

Dalam hari, aku berdoa agar Mas Heri segera pulang ke rumah sehingga aku tidak perlu berlama-lama ngomong dengannya. Seakan doaku terjawab, Mas Heri tiba-tiba pulang ke rumah dan betapa kagetnya dirinya saat melihat sosok Dedi di rumah.

Setelah itu, aku pun meninggalkan mereka berdua di ruangf tamu untuk mengobrol. Aku melihat Mas Heri memberikan amplop coklat dan sesekali menunduk seakan minta maaf, tapi aku tidak tahu pasti karena tidak bisa mendengar pembicaraan mereka dengan jelas.

Dalam hatiku saat itu, kupikir Mas Heri sudah melunaskan semua hutangnya sehingga Dedi meninggalkan rumah. Lalu, Mas Heri menyuruhku untuk menyiapkan makan malam dan kami pun menikmati makan malam kami tanpa banyak bicara.

Setelah selesai makan, Mas Heri langsung mandi dan masuk ke kamar tidur. Setelah mberhasil menidurkan Satria aku baru menyusul ke dalam kamar. Saat aku masuk ke dalam kamar tidur dan menemaninya di ranjang, Mas Heri kemudian memelukku dan menciumku. 

Aku tahu dia akan meminta "Jatahnya" malam ini, tapi sentuhannya kali ini sangat lembut dari biasabya. Pelan-pelan Mas Heri mulai melepaskan daster putih yang kukenakan dan mulai mencumbuiku.

Lalu, Mas Heri sedikit demi sedikit mulai menikmati jengkal demi jengkal seluruh bagian tubuhku sampai tidak ada yang terlewati. Aku pun membantu Mas Heri untuk melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya, sampai akhirnya aku bisa melihat kontol Mas Heri yang sudah mulai agak menegang tetapi belum sempurna tegangnya.

Dengan penuh kasih sayang kuraihkontol Mas Heri dan kumain-mainkan sebentar dengan kedua tanganku, lalu aku pun mulai mengulum kontolnya dengan lembut. Terasa di dalam mulutku, btang kontol Mas Heri terutama kepala kontolnya yang mulai terasa hangat dan mengeras. 

Seakan tidak mau sendirian menikmatinya, Mas Heri mulai meremas-remas kedua payudaraku yang cukup menantang. Aku mulai merasakan denyut-denyut kenikmatan mulai bergerak dari puting payudaraku dan mulai menjalar keseluruh bagian tubuhku lainnya, terutama vaginaku. 

Aku merasakan liang vaginaku mulai terasa basah dan agak gatal, sehingga mulai merapatkan kedua belah pahaku dan menggesek-gesekan kedua belah pahaku dengan rapat. Mas Heri rupanya tanggap melihat perubahanku, lidahnya mulai turun dan menjilati daging kecil clitorisku dengan nafsunya,.

Aku sangat kewalahan menerima serangannya ini, badanku terasa bergetar menahan nikmat dan peluh ditubuhku mulai mengucur dengan deras diiringi erangan kecil serta napas tertahan saat aku hampir tak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan. Akhirnya seluruh rasa nikmat semakin memuncak, saat kontol Mas Heri mulai terbenam sedikit demi sedikit ke dalam vaginaku dan rasa gatal yang kurasakan sejak tadi berubah menjadi nikmat.

Suamiku memang jago dalam permainan ini, Tidak lebih dari lima belas menit aku berteriak kecil dan tubuhku meregang sekian detik hingga akhirnya rubuh di ranjang ketika puncak-puncak kenikamatan kuraih saat itu. 

Lalu, disusul Mas Heri yang mencapai puncaknya juga dan dengan cepatnya menarik penisnya. Air maninya tersembur dengan derasnya ke arah tubuh dan wajahku, aku membantunya dengan mengocok kontolnya sampai air maninya habis. Kemudian, aku kembali mengulum kembali kontolnya  sampai akhirnya perlahan-lahan mui mengurang tegangannya dan mulai lunglai.

"Aku benar-benar puas Jul, kamu memang heba" pujinya.
"Jul, kamu memang istriku yang baik dan kamu harus bisa mengerti kesulitanku saat ini. Aku mau kamu membantu aku untuk mengatasinya" ucap Mas Heri.

"Bukankah selama ini aku sudah begitu Mas?" ucapku yang dibalas dengan anggukan kepalanya.
"Kamu tahu maksud kedatangan Dedi tadi sore? Dia menagih utang dan aku hanya sanggup membayar setengah dari keseluruhan utangku. Lalu, setelah lama berbicang-bincang ia menawarkan sebuah jalan keluar kepadaku untuk melunasi hutang-hutangku dengan sebuah syarat" jelas Mas Heri.

"Apa syaratnya Mas?" tanyaku penasaran.
"Rupanya dia menyukaimu dan minta izinku agar kamu bisa menemani dia semalam saja" ucap Mas Heri dengan pelan dan tertahan.

Mendengar ucapan Mas Heri, Aku seakan disambar petir malam itu. Aku mengerti maksud dari ucapan suamiku yang artinya aku harus melayaninya semalam di atas ranjang seperti yang kulakukan dengan Mas Heri.

"Aku sudah tidak tahu lagi dengan apa aku harus membayar hutang-hutangku, dia sudah mengancam akan menagih lewat tukang-tukang pukulnya jika aku tidak bisa membayarnya sampai akhir pekan ini" ucapnya lirih.

Aku hanya terdiam tak mampu mengomentari perkataannya itu, Aku masih shock memikirkan diriku harus rela memberikan seluruh tubuhku kepada lelaki yang belum kukenal selama ini. Namun, Sikap diamku  itu ternyata disalahartikan oleh Mas Heri. 

"Besok kamu ikut aku menemui Dedi" ucapnya lagi sambil mencium keningku dan langsung tidur. 

Seketika itu, aku sangat membenci suamiku. Aku enggan mengikuti keinginan suamiku, tetapi aku juga harus memikirkan keselamatan keluargaku terutama keselamatan suamiku. Dalam hatiku, aku berpikir mungkin suamiku akan kapok untuk berjudi lagi setelah kejadian ini.

Sore hari setelah pulang kerja, Mas Heri menyuruhku berhias diri dan setelah itu kami berangkat menuju tempat yang dijanjikan sebelumnya. Mas Heri mengantarku ke sebuah hotel berbintang, selama hidup baru pertama kali ini aku pergi untuk menginap di hotel.

Ketika pintu kamar di ketuk oleh Mas Heri, kulihat Dedi membuka pintu dan menyambut kedatangan kami dengan hangatnya. Suamiku tidak berlama-lama, setelah menyerahkan diriku saat itu dirinya langsung pamit.

Malam itu, Dengan lembut Dedi menarik tanganku memasuki ruangan kamarnya. Aku tertunduk malu dan wajahku terasa memerah saat aku merasakan tanganku dijamah oleh seseorang yang bukan suamiku. Ternyata Dedi tidak seburuk yang kubayangkan, memang dirinya terkesan liar dan seakan mau melahap seluruh tubuhku tetapi sikapnya kepadaku tetap tenang sehingga sedikit demi sedikit rasa gugup yang menyerangku mulai memudar.

Lalu, Dedi mengeluarkan sebotol sampagne dari kulkas dan menuangkannya sedikit untukku.

"Ini bisa menghilangkan sedikit rasa gugup yang kamu rasakan sekarang ini dan bisa juga membuat tubuhmu sedikit hangat. Kulihat dari tadi kelihatannya kamu agak kedinginan" ucapnya.

Kuraih minuman yang ditawarkannya dan mulai kuminum secara dikit demi sedikit sampai habis. Memang benar beberapa saat kemudian aku merasakan tubuh dan pikiranku agak tenang, rasa gorgi yang kurasakan sudah mulai menghilang dan aku juga merasakan ada aliran hangat yang mengaliri seluruh syaraf-syaraf tubuhku.

Dedi  kemudian menyetel lagu-lagu lembut di kamarnya dan mengajakku berbincang-bincang hal-hal yang ringan. Sekitar 10 menit kami berbicara, aku mulai merasakan agak pening di kepalaku dan tubuhkupun limbung. Kemudian Dedi merebahkan tubuhku ke ranjang, setelah rebahan sebentar di atas ranjang membuatku mulai bisa menghilangkan rasa pening di kepalaku.

Namun, aku mulai merasakan ada perasaan lain yang mengalir pada diriku seperti ada perasaan denyut-denyut kecil di seluruh tubuhku. Semakin lama denyut-denyut tersebut mulai terasa menguat, terutama di bagian-bagian sensitifku. 

Aku merasakan tubuhku mulai terangsang meskipun Dedi belum menjamah tubuhku. Saat aku mulai tak kuasa lagi menahan rangsangan di tubuhku, napasku mulai memburu terengah-engah dan payudaraku seakan-akan mengeras. Selain itu, vaginaku mulai terasa basah dan gatal yang menyengat. 

Dedi rupanya menikmati tontonan ini, dia memandangi kecantikan wajahku yang kini sedang terengah-engah bertarung melawan rangsangan. Nafsunya mulai memanas sehingga tangannya mulai meraba tubuhku tanpa bisa kuhalangi lagi. 

Remasan-remasan tangannya di payudaraku membuatku tidak tahan lagi, sampai tak sadar aku melorotkan sendiri pakaian yang kukenakan. Saat pakaian yang kukenakan lepas, Mata Dedi tak lepas memandangi belahan payudaraku yang putih kenyal.

Tak tahan melihat pemandangan indah ini, Dedi kemudian menggumuliku dengan panasnya sembari tangannya mengarah ke belakang punggungku untuk melepas BH ku. Tangannya yang semakin cepat meremas-remas payudaraku membuat cairan vaginaku mulai membasahi celana putihku.

Melihat itu, tangan Dedi yang sebelahnya lagi mulai bermain-main di celanaku tepat di cairan yang membasahi celanaku. Aku merasakan nikmat yang benar-benar luar biasa, Napasku benar-benar memburu dan mataku terpejam nikmat saat tangan Dedi mulai memasuki celana dalamku.

Dedi memainkan vaginaku dengan ahlinya, membuatku terpaksa merapatkan kedua belah pahaku agar menetralisir serangan-serangannya. Jari-jarinya yang nakal mulai menerobos masuk ke liang tubuhku dan mulai memutar-mutar jarinya di dalam vaginaku. Tak puas karena celana dalamku agak mengganggu, dengan cepat sekali dia melepaskan celana dalamku sehingga aku benar-benar bugil tanpa tersisa pakaian di tubuhku.

Dedi tertegun sejenak memandangi pesona tubuhku yang masih bergeliat-geliat melawan rangsangan yang mungkin diakibatkan obat perangsang yang disuguhkan di dalam minumanku. Dengan cepatnya, Dedi pun melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya sampai akhirnya bugil. 

Aku semakin bernafsu melihat batang kontol Dedi yang sudah berdiri tegak dengan kerasnya, Besar dan panjang. Dengan cepat Dedi kembali menggumuliku yang sama-sama dalam puncak terangsang.

Aku merasakan payudaraku diserang dengan remasan-remasan panas hingga akhirnya akupun merasakan batang kontol Dedi dengan cepatnya menyeruak menembus liang vaginaku, Aku menjerit-jerit tertahan dan membalas serangan kontolnya dengan menjepitkan kedua belah kakiku ke arah punggungnya sehingga kontolnya bisa menerobos secara maksimal ke dalam vaginaku.

Kami bercumbu dengan panasnya, bergumul, setiap kali kontol Dedi mulai bergerak menerobos masuk ataupun saat menarik ke arah luar, aku menjepitkan otot-otot vaginaku seperti hendak menahan pipis sehingga aku merasakan nikmat berlipat-lipat. 

Hingga hampir mencapai puncaknya, Dedi tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu sehingga mempercepat hentakan kontolnya.  Akhirnya kekuatan pertahananku ambrol dan orgasme berulang-ulang dalam waktu 10 detik. 

Lalu, disusul Dedi yang juga sudah mencapai batasnya dan segera mencabut batang kontolnya. Sperma Dedi menyembur sangan banyak hingga mengenai bagian wajah dan payudaraku. Kamipun akhirnya tidur kelelahan setelah bergumul dalam panasnya birahi.

Keesokan paginya, Dedi mengantarku pulang ke rumah dan kulihat suamiku menerimaku dengan muka tertuduk serta berbicara sebentar saat aku masuk ke kamar Satria untuk melihatnya.

Setelah kejadian itu, aku dan suamiku sempat tidak berbicara satu sama-lain hingga akhirnya aku luluh juga saat suamiku minta maaf atas kelakuannya yang menyebabkan masalah ini sampai terjadi.

Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena suamiku kembali terjebak dalam permainan judi sehingga secara tidak langsung akulah yang menjadi taruhan di meja judi. 

Jika menang suamiku akan memberikan banyak belanjaan kepada kami, Tetapi jika kalah aku harus rela melayani teman-teman suamiku yang menang judi. Sampai saat ini, kejadian ini tetap masih terus berulang untuk kesekian kalinya. Aku tidak tahu sampai kapan aku harus menghadapi semua penderitaan ini.

1 komentar:

  1. ArenaDomino Partner Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda!
    Halo Bos! Selamat Datang di ( arenakartu.org )
    Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
    Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
    Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
    ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)

    Game Terbaru : Perang Baccarat !!!

    Promo :
    - Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
    - Bonus Referral 20% (10%+10%), Seumur Hidup


    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino

    Situs Login : arenakartu.org

    Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
    Min. DEPO & WD Rp 20.000,-

    INFO PENTING !!!
    Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.

    BalasHapus