Berhubungan Sex dengan Baby Sister Janda di Tempat Ngekost

Berhubungan Sex dengan Baby Sister Janda di Tempat Ngekost


CeritaHotPlus-Sebut saja namaku Faisal, Dulu aku pernah ngekost di salah satu perumahan mewah di Makasar. Pemilik rumah merupakan pasangan suami istri yang cukup sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Suatu hari saat Mbak Asri (nama samaran istrinya) melahirkan anak pertamanya mereka mencari seorang baby sister untuk menjaga anak mereka karena Mbak Asri hanya bisa cuti satu bulan saja.  

Lalu, datanglah seorang baby sister bernama Rati yang siterima untuk merawat anak mereka. Dengan pakaian putih yang dikenakannya, Ratih terlihat begitu sexy dengan tubuh yang sangat montok.

Mbak Asri memperkenalkanku kepada Rati dan memintaku untuk bantu mengawasi rumah karena ada orang baru, aku pun mengiyakan permintaannya. Rati berumur sekitar hampir 30 tahun dan merupakan seorang janda yang ditinggal pergi suaminya tahun lalu. 

Setelah beberapa hari Rati bekerja, aku melihat adanya gerak gerik yang berbeda dari Mas Hengki (suami Mbak Asri) akhir-akhir ini. Mas Hengki terlihat sering mencuri pandang ke tubuh Rati saat lagi menjaga sang bayi, apalagi saat menidurkannya ke box bayi yang membuat Rati harus sedikit membungkuk posisinya.

Suatu hari, Mbak Asri harus menginap di luar kota karena adanya urusan kerja selama 4 hari dan tentunya raut wajah Mas Hengki terlihat bahagia karena bisa menggoda Rati lebih leluasa.

"Mmmhhh.. kasihan ya Mbak ini, masih muda udah  janda" ucapMas Hengki sambil mengelus punggungnya.
"Ya nasib Mas, mau gimana lagi" jawab Rati sambil tersenyum.
"Mbak anaknya berapa? tanyaMas Hengki lagi.
"1 aja Mas" jawab Rati.
"Sudah berapa tahun menjanda? tanyanya lagi
"Baru 1 tahunan Mas" jawab Rati.

Rati yang memberi susu botol kepada sang bayi membelakangi Mas Hengki terlihat begitu menggoda,  Mas Hengki terlihat sesekali menyentuh kemaluannya.

Malam pun tiba, Mas Hengki memanggilku tetapi aku pura-pura tidur dengan pintu yang sedikit terbuka agar aku bisa mengintai apa yang terjadi. Melihat diriku yang tertidur, Mas Hengki kemudian memanggil si Mbok (pembantu rumah tangga) untuk buatkan kopi terus menyuruhnya untuk beristirahat setelah itu.

Setelah sang bayi tertidur, Mas Hengki memanggil Rati dan duduk di sofa sambil melihat TV tetapi Rati menolaknya karena malu. Meski demikian, akhirnya Rati menurut karena dipaksa.

"Mbak pasti ngertikan rasanya gimana sudah beberapa lama tidak bersentuhan" ucap Mas Hengki.
"Mbak kok dadanya masih kencanga ya padahal dah punya anak" ucapnya lagi.
"Masa sih Mas? bagusan punya Mbak Asri dong, kenapa Mas bilang gitu?" ucap Rati malu-malu.
"Enggak, cuma pengen tahu susu yang udah dihisap bentuknya berubah atau tidak" kilah Mas Hengki.

"Emmhh.. tergantung oerawatan sih Mas" jawab Rati.
"Boleh aku raba gak Mbak?" tanya Mas Hengki.
"Jangan Mas, saya kan udah tua lagian malu Mas" jawab Rati.

Saat itu, aku yakin jurus yang dibuat oleh Mas Hengki berhasil karena Rati tidak menolak saat tangannya ditarik untuk mendekat. Mas Hengki mulai meraba susu Rati yang membuatnya geli sehingga tidak bisa mengontrol cara duduknya sehingga pahanya mengangkang.

Aku yang melihat pemandangan mereka membuat diriku mulai terangsang untuk merasakan tubuh Rati yang montok itu. Mas Hengki mulai membuka kancing baju Rati dan mengeluarkan satu susunya dari BHnya. Aku semakin tegang saaat melihat susu Rati yang putih mulus itu dengan puting susunya yang berwarna coklat muda.

Kelihatannya Rati sudah mulai terangsang karena dia mulai mengeluarkan desahan nikmat, dengan lembut Mas Hengki masih terus mempermainkan susu Rati. Beberapa menit berlangsung, Rati mulai mencengkeram tangan Mas Hengki dan memintanya untuk berhenti karena sudah tidak tahan lagi. 

"Udah Mas... aku udah gak tahan" ucap Rati.
"Aku juga udah gak tahan, bantu keluarkan Sperma ini" ucap Mas Hengki dengan nada merayu.
"Jangan Mas, aku takut hamil" ucap Rati.
"Aku cuma gesek di permukaan celana dalammu saja" rayunya lagi.

Rati yang terlihat sudah terangsang tidak menjawab apapun lagi, Mas Hengki pun langsung menidurkan Rati dan tangannya mulai mengelus kemaluan Rati. Sentuhan lembut itu membuat Rati mengejang kenikmatan selama beberapa menit.

Mas Hengki terlihat mulai melepaskan celananya dan terlihat kontolnya yang sudah menegang, Rati yang melihat hal itu langsung menolaknya.

"Jangan Mas..." ucap Rati.
"Enggak kok, cuma digesek-gesek saja di CD Mbak" ucap Mas Hengki.
"Janji ya Mas..." ucap Rati lagi.
"Iya, janji..." ucap Mas Hengki meyakinkan Rati.
Aku mulai tidak tahan melihat pemandangan itu, tanganku mulai meraba kemaluanku dan mengocoknya.

Mas Hengki terlihat menggesekkan kontolnya di antara CD dan vagina Rati secara perlahan sambil menghisap puting susunya yang sebelah kiri. Rati terlihat mulai menikmatinya dan ikut menggerakkan pinggulnya mengikuti gerakan Mas Hengki.

Semakin lama, gerakan Mas Hengki semakin cepat sehingga Rati mulai mengeluarkan desahan nikmat.

"Ahhhh.. Masss... enak Massss...tekan sedikit biar kena vaginaku...eennhhhh..." ucap Rati. 

Mas Hengki pun mulai merubah gerakannya, dariawalnya menggesek menjadi agak menekan vagina Rati selama beberapa menit.

"Aku udah masu keluar ini...aaghhh..." ucap Mas Hengki.
"Jangan keluarkan dulu Mas...tahannnn...." ucap Rati sambil terus menggerakkan pinggulnya.
"Mas, aku mau keluar juga ini...masukin sedikit ujungnya Mas" ucapnya lagi.
Mas Hengki pun menuntun kontolnya menuju lubang vagina Rati dan "Jlebbsss..."kepala kontolnya sudah masuk sedikit.

Mas Hengki pun mulai menekan pantatnya, semnetara Rati juga semakin bergoyang ke kanan dan ke kiri sampai akhirnya Rati menjerit kecil.

"Aakkhhh.. Mas aku mau keluarrr....." ucap Rati.
"Ya... keluarin saja, biar tambah licin" sahut Mas Hengki.
"Äaarrrggghhh.... massss... kee..keee...luarrrrr..aaahhhh... eennhhhh" jerit Rati yang sudah orgasme lebih dulu.

Mas Hengki pun mempercepat gerakannya hingga akhirnya "Crootttt....crootttt...." cairan putih keluar dari kontol Mas Hengki. 

Lusanya, Mas Hengki tiba-tiba pergi ke luar kota dan kebetulan Mbak Asri juga belum balik dari luar kota. Jadi hanya tinggal aku, Rati, mbok dan si adek bayi saja di rumah saat itu. Saat si adek bayi lagi tidurnya, aku mencoba godain Rati yang sedang duduk.

"Emmhh... kayaknya ada yang kesepian di tinggal Mas Hengki" godaku.
"Hah... enggak kok, biasa saja" ucap Rati dengan wajah malu-malu.
"Memangnya napa Mas?" tanya Rati.
"Kamu sama Mas Hengki kok kelihatan mesra akhir-akhir ini?" tanyaku balik.
"Kasihan Mas Hengki kan sudah lamaa...ehhhh... maksud saya ditinggal Mbak Asri, Enggak apa-apa Mas" jawab Rati.

Saat itu, aku merasa Rati agak khawatir aku mengetahui affairnya dengan Mas Hengki. Sesekali dia mencuri pandang ke arahku seakan cemas apakah aku mengetahui affair mereka sehingga membuatku untuk menggodanya.

"Aku mau pindah kostan nech..." ucapku.
"Loh.. napa Mas? Mas Hengki dan Mbak Asri kan orangnya baik udah kayak keluarga" ucap Rati.
"Iya, tapi aku gak tahan lihatin kamu sama Mas Hengki.. akrab banget" ucapku.
"Akrab gimana?" tanya Rati dengan nada agak ketus.
"Emang aku gak tahu apa kamu sama Mas Hengki sering tiduran di karpet" ucapku.
Rati terlihat langsung gelagapan dan langsung berdiri menghampiriku.

"Mas, tolong jangan bilang Mbak Asri ya... aku cuma kasihan sama Mas Hengki dan karena sudah lama juga aku enggak dientuh laki-laki" ucap Rati.
"Ya, tapi kamu harus ingat karena nila setitik rusak susu dua-duanya" ucapku menggodanya.
"Yeee... rusak susu sebelanga Mas..." ucap Rati.
"Ya dua-duanya kalau terus di uwel-uwel" godaku lagi.
"Mas bisa aja..." ucap Rati sambil mencubit perutku karena gregert campur kesel. 

"Tapi Mas aku masih belum bersetubuh sama Mas Hengki kok.. hanya sekedar saja" ucap Rati.
"Bener Mas, aku gak bohong.." ucapnya lagi dengan wajah yang serius.
"Loh... sudah apa belum bagi aku gak masalah kok" jawabku.
"Mas kok gitu sih? belum rusak neh..." ucapnya sambil mengusap kedua susunya.
"Iya iya percaya deh" jawabku. 

"Tolong pijatin pundakku dunk, capek habis main golf" ucapku.
"Ye... maaf ya, aku bukan tukang pijat" ucap Rita sengit.
"Ya sudah gak apa-apa, tapi aku juga bukan tukang yang pintar nyimpan rahasia lo.." ucapku.
"Mas ngancam ya? ya uda sini kupijitin, tapi awas ngomong ke Mbak Asri ya" ucap Rita.

Setelah beberapa menit dipijat, aku merasakan punggungku disentuh oleh sesuatu yang empuk.

"Aduh.. kepalaku yang dipijat kok punggungku yang enak ya?" godaku.
"Ah... Mas bisa saja" ucapnya.
"Punyaku jadi tegang neh, mau pegang gak?" tanyaku.
"Mana? iya ya kok tegas ya Mas? " ucapnya sambil memegang kontolku.
"Aku juga akhir-akhir ini mudah terangsang gara-gara sentuhan Mas Hengki padahal udah lama gak kek gini" jelas Rita.

Tangan Rita terus memegang lembut kontolku, semnetara tanganku mulai masuk kedalam blusnya untuk meraba susunya itu. Terasa puting susunya yang sudah mengeras, dengan lembut ku remas dadanya itu dan nafasnya mulai agak tersengal-sengal.

Lalu, kusingkap naik blusnya sehingga bisa kuremas kedua susunya itu yang masih mulus meski sedikit jatuh.

"Hisap Mas..." pinta Rati.

Dengan perlahan kuhisap lembut putingnya, mulai dari perlahan sampai makin kuat sehingga si Rati menjerit pelan "Ouucchhh... enak Masss...terussss.." pintanya. 

Selama beberapa menit aku terus menghisap puting susu Rati, sementara dirinya mulai menempelkan vaginanya di atas kontolku dan menekannya. Terasa tubuh Rita  agak bergetar saat menekankan vaginanya dan aku pun merasakan geli di kontolku.

Tanganku mulai menyelinap masuk ke sela CD bagian pantatnya dan meraba halus pantatnya Rati. Sentuhanku itu membuat Rati semakin menekan vaginanya karena sangat terangsang dengan sentuhanku itu.

"Ke kamar saja yukkk... nanti dilihat sama si Mbok" ucapku.
"Gak usah Mas, Mbok udah tidur.. lagian takut si adik bayi bangun juga" jawab Rati.
"Ya udah, buka celanamu" ucapku.
"Jangan Mas, gini saja Mas" ucap Rati.
"Aku udah gak tahan, masukin ya..." pintaku.
"Iya... iya... tapi pelan pelan ya Mas biar nikmat" ucap Rati.

Tanpa menunggu lagi, aku memposisikan kontolku tepat dilubang vagina Rati yang sudah basah. Lalu, Rati menekan pinggulnya kebawah hingga kontolku masuk ke dalam vaginanya. Dengan perlahan Rati mulai menarik pinggulnya ke atas dan ke bawah secara berulang.

Rati mulai mendesah nikmat, kadang Rati menekan pinggulnya sehingga kontolku masuk sampai begitu dalam dan rasanya sangat menggelitik karena seolah kontolku meraba-raba dinding vaginanya .
Dalam posisi seperti itu selama beberapa menit, aku merasakan nikmat yang luar biasa yang baru pertama kali kurasakan. Tidak lama setelah itu, terasa kontolku ingin memuncratkan sperma karena sudah sampai batasnya.

Begitu juga dengan Rati, dirinya sudah tidak bisa mengontrol dirinya lagi, goyangannya semakin cepat hingga akhirnya Rati menjerit nikmat dan dirinya orgasme panjang. Vagina Rati yang menjepit kontolku saat orgasme membuatku tidak tahan, rasanya seperti dijepit-jepit sehingga aku berusaha untuk menggerakkan pinggulku ke atas dan ke bawah agar kontolku tetap menggesek vagina Rati yang sedang orgasme dan berdenyut.

Rati sadar aku sudah mencapai batasnya juga sehingga dia langsung menghisap puting susuku dan memainkan lidahnya. Rasanya sungguh nikmat dan geli hingga akhirnya "Crottt.... crottttt....." aku pun orgasme dan tanpa sadar  aku menarik pinggul Rati agar kontolku menancap semakin dalam sehingga tubuhku bergetar sepeti kejang-kejang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar